News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bunga KPR yang Tinggi Jadi Hambatan Masyarakat Miliki Rumah

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Perumahan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah.com kembali melansir Consumer Sentiment Study yang mensurvei minat, serta opini masyarakat pencari rumah di Indonesia.

Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1.031 responden dari seluruh Indonesia dilakukan pada Januari hingga Juni 2021, yang bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.

Dari survei tersebut mengungkap dinamika masyarakat dalam membeli hunian atau rumah, satu di antaranya terkait suku bunga KPR.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, walaupun pandemi masih berlangsung, namun masyarakat mulai sadar bahwa hunian adalah kebutuhan pokok yang harus dibeli jika finansial sudah memadai.

Baca juga: Jakpro Ungkap Berbagai Kendala Pembangunan JIS di Masa Pandemi Covid-19 

"Apalagi saat ini para pengembang juga sangat agresif menawarkan berbagai jenis hunian, dan didukung berbagai kebijakan pemerintah yang memudahkan pembelian properti,” kata Marine, Rabu (31/8/2021).

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung 1,5 tahun dan kebijakan pembatasan mobilitas telah mempengaruhi bagaimana pencari rumah mendapatkan informasi tentang hunian yang akan dibeli, termasuk ketika ingin melihat secara langsung unit.

Baca juga: Tanggapi Wacana Duet JokPro 2024, Jubir PAN : Itu Mustahil

Hal ini terlihat dari Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021, di mana 37 persen responden menyatakan kesulitan melihat lokasi unit tidak lagi dipandang sebagai halangan.

Ini menunjukkan adanya pameran properti secara virtual maupun teknologi yang memungkinkan melihat unit contoh hunian, sehingga memudahkan pencari properti berburu hunian idaman meskipun di tengah kebijakan PPKM.

Kemudian, 56 persen responden memilih mendapatkan informasi tentang properti dari portal properti, dan 68 persen responden lainnya mendapatkan dari media sosial.

Baca juga: Perbanyak Opsi Transportasi, Jakpro Bakal Bangun Stasiun KRL di Stadion Baru Persija

Sementara dalam hal tingkat suku bunga, menurut persepsi masyarakat makin dianggap sebagai hambatan.

Terlihat, 60 persen responden menganggap suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) saat ini berada pada level yang tinggi, dan bahkan sangat tinggi.

Masih tingginya tingkat suku bunga KPR, mengakibatkan tingginya besaran angsuran KPR yang harus dibayar tiap bulan, sehingga menjadi hambatan yang dihadapi ketika mengambil KPR.

Hal ini dinyatakan sekitar sepertiga responden atau sejumlah 34 persen responden.

Oleh karena itu, mayoritas masyarakat mengharapkan pemerintah mengeluarkan kebijakan dan tindakan terutama agar bisa menurunkan suku bunga KPR.

Pemerintah sebenarnya telah merespon harapan masyarakat tersebut, di mana Bank Indonesia telah mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen.

Selain itu BI telah juga memutuskan melonggarkan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk semua jenis properti.

Stimulus terakhir adalah perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian rumah tapak dan rumah susun.

Namun, kata Marine, yang paling penting dari kebijakan dan stimulus pemerintah yaitu pelaksanaannya.

Ia melihat, langkah BI menurunkan suku bunga acuannya tidak langsung diikuti kalangan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit, khususnya KPR.

"Sehingga walaupun suku bunga BI sudah turun, namun industri properti tidak bisa segera langsung merasakan dampaknya," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini