Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III, dan IV segera bergabung atau merger jadi satu Pelindo pada 1 Oktober 2021 sesuai keputusan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan, kepemilikan pemerintah di Pelindo setelah merger tetap sebanyak 100 persen.
Namun, perusahaan membuka peluang untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca juga: Tekan Biaya Logistik, Empat Pelindo Bakal Merger, Ditargetkan Terealisasi Oktober 2021
"Saat pencarian dana lewat IPO, terbuka juga melalui strategic partner. Satu di antaranya dengan asing, yang penting mana terbaik untuk korporasi dan bangsa Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers "Rancangan Penggabungan PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, IV (Persero)" secara daring, Rabu (1/9/2021).
Sementara, Direktur Utama Pelindo I Prasetyo menjelaskan, menjual saham di bursa tidak jadi pilihan satu-satunya perusahaan dalam mencari dana untuk ekspansi.
Baca juga: Pelindo II Layani Rp 1,6 Triliun Ekspor Pertanian di Kegiatan Merdeka Ekspor 2021
"Terkait IPO, menjadi satu cara mengumpulkan pendanaan. Jika melihat kemampuan akan kebutuhan investasi, maka peluang mencari dana dari IPO terbuka, tapi kita lihat (skema mana) paling optimal," katanya.
Sekadar informasi, selanjutnya Pelindo tidak akan dikelola berdasarkan wilayah setelah terintegrasi, melainkan berdasarkan lini bisnis agar dapat fokus untuk mengembangkan potensi bisnis ke depan.
Baca juga: Erick Thohir Gabungkan Empat BUMN Pelabuhan Jadi Satu, Akankah Jadi Monopoli?
Fokus terhadap klaster-klaster bisnis dapat meningkatkan kapabilitas dan keahlian, sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kepuasan pelanggan.
Terutama, melalui kualitas layanan lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, dan sumber daya manusia (SDM).