Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian mencatat stok jagung nasional mencapai 2,3 juta ton sampai dengan akhir minggu kedua September 2021.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat melakukan rapat bersama Komisi IV DPR, Selasa (21/9/2021).
“Sampai dengan akhir minggu kedua September 2021, stok beras diperkirakan mencapai 7,62 juta ton, jagung 2,30 juta ton,” ungkap Harvick.
Baca juga: Peternak Blitar: Terima Kasih Pak Presiden dan Pak Mentan, Jagung Sudah Diterima
“Namun, ada beberapa provinsi yang mengalami defisit untuk beberapa komoditas seperti jagung, cabai besar, cabai rawit, bawang merah, telur ayam dan daging ayam,” sambungnya.
Meskipun jumlah stok terlihat cukup, namun nyatanya sejumlah peternak ayam pedaging dan ayam telur terdampak dan mengeluhkan harga pakan, dalam hal ini jagung, yang akhir-akhir ini cukup tinggi.
Padahal, saat ini harga ayam maupun telur ayam ras tengah turun. Hal tersebut tentunya membuat para peternak terpukul.
Harvick pun menjelaskan, memang terdapat disparitas harga jagung di pasar.
Baca juga: Para Peternak Berharap Arahan Jokowi Soal Penurunan Harga Jagung Ditindaklanjuti
“Sebenarnya permasalahan utama adalah bagaimana mensinkronisasi persoalan antara pengusaha pakan, baik itu yang besar atau yang kecil, terhadap para peternak-peternak rumahan. Dalam hal ini (para peternak) memang dirugikan,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Harvick, dirinya mengajak para seluruh pihak terkait termasuk Komisi IV, untuk bersama-sama mengawal harga pakan ternak agar situasinya kembali kondusif.
“Ketersediaan sebenarnya sustain stabil dan ada. Kita harus membuat situasi stabil dan kondisi kondusif, kita perlu dukungan Komisi IV untuk mengingatkan para pengusaha pakan kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional, Ki Musbar Mesdi mengeluhkan harga pakan ternak yang terus menjulang sejak awal tahun.
Baca juga: Tegur Kapolri dan Undang Peternak Ayam ke Istana, Jokowi Dinilai Tidak Antikritik
Yaitu saat ini berada di level Rp6.500 per kilogram.
Seharusnya, lanjut Musbar, harga pakan ternak ini berada pada kisaran Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogram.
Alangkah baiknya, menurut Musbar, Pemerintah melakukan impor bahan baku ternak agar harganya dapat kembali stabil.
“Harga pakan kita sekarang Rp 6.500 per kilo, naik Rp 2.000 dari 2019. Tapi harga jual (telur) tidak bisa menyesuaikan dengan naiknya harga pakan,” ucap Musbar.
“Tolong dong, kalau bisa diimporkan dari luar negeri atau bagaimana. Agar jagung ini kembali normal jadi Rp 4.500 per kilo,” pungkasnya.