Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh ditargetkan rampung pada 2023.
Saat ini proses konstruksi baru mencapai 28 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi sawah hampir 12 ribu hektare, dan masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).
"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki dalam keterangannya, Sabtu (9/10/2021).
Baca juga: Pemerintah Akan Tuntaskan Pembangunan Bendungan Margatiga di Lampung Akhir 2021
Kepala Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Djaya Sukarno mengatakan Bendungan Rukoh dibangun sejak akhir 2018 dengan biaya dari APBN sebesar Rp1,5 triliun.
Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor, PT Nindya Karya (Persero) untuk paket 1.
Sedangkan paket 2 oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk, KSO PT Adhi Karya (Persero) dan PT Andesmont Sakti.
"Bendungan ini akan mengairi lahan persawahan Daerah Irigasi Baro Raya seluas 11.950 hektare khususnya di Kecamatan Keumala dan Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie," papar Djaya.
Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan, dan sebagai destinasi wisata.