Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) akan melepas saham ke publik melalui penawaran umum perdana saham atau intial public offering (IPO) pada kuartal IV 2021.
Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma mengatakan, dalam memilih saham yang akan dikoleksi, umumnya investor memiliki tiga alasan yaitu kinerja keuangan perusahaan, prospek bisnis dan tim manajemen.
Dari sisi kinerja keuangan, kata Suria, secara umum kinerja keuangan perusahaan perkebunan relatif sangat baik saat ini, bahkan banyak yang profitnya naik 100 persen hingga 200 persen.
Peningkatan keuntungan ditopang oleh kenaikan harga CPO, serta peningkatan produktivitas tanaman dan pabrik pengolahan sawit.
Baca juga: Mencermati Saham Emiten Sawit di Tengah Tingginya Lonjakan Harga CPO Saat Ini
“Peluang emiten CPO di bursa saham dalam negeri masih sangat besar, meski banyak sentimen dari negara luar kampanye negatif dari negara-negara komoditas pesaing. Namun, dengan profitabilitas yang sebegitu bagus, seharusnya menarik dan sahamnya akan diserap investor dalam negeri,” kata Suria, Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Pengusaha Kelapa Sawit: Harga CPO Bertahan Tinggi, Ekspor Turun 18 persen
Dari sisi prospek bisnis, Suria mengatakan, umur tanaman sawit di kebun NSS relatif muda sehingga masa produktivitas tinggi masih panjang.
Kondisi tersebut dinilai berbeda dengan emiten sawit yang sudah melakukan listing terlebih dahulu di pasar saham domestik karena banyak yang sudah masuk masa replanting tanaman.
Baca juga: Kementerian Perdagangan Disarankan Kontak India Agar Bisa Ekspor CPO Gantikan Malaysia
Menurutnya, dari sisi industri, prospek bisnis CPO masih akan sangat besar di masa mendatang.
Sawit merupakan tanaman yang bisa memenuhi kebutuhan minyak sawit dunia karena produktivitas tanaman, dari sisi luas lahan yang digunakan, sangat tinggi, jika dibandingkan tamaman penghasil minyak nabati lain.
Selain itu, Suria melihat, hanya segelintir negara di dunia bisa menjadi penghasil minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) karena syarat tumbuh tanaman hanya seuai dengan iklim di beberapa negara, seperti Indonesia dan Malaysia.
Suria menjelaskan, kriteria ketiga yang dicari investor adalah dari sisi key person dan founder NSS yang sudah dikenal jago di bidang CPO, yaitu Teguh Patriawan karena sudah dikenal di industri sawit mampu menghasilkan tanaman dan CPO berkualitas tinggi.
"Pak Teguh Patriawan sudah banyak bangetlah pengalamannya. Di kalangan pelaku industri sawit, sudah sangat disegani atau diakui kemampuannya. Dari usia tanaman muda sangat menarik untuk berinvestasi. Produksinya sedang bagus-bagusnya. Jadi akan lebih menarik bagi investor,” papar Suria.
Secarat terpisah, Direktur Utama dan Pendiri Nusantara Sawit Sejahtera Teguh Patriawan mengemukakan, masa produktif kelapa sawit kebun NSS masih sangat panjang.
Dari sisi kualitas, mutu CPO yang dihasilkan premium karena memiliki asam lemak bebas di bawah 3 persen.
Mengenai kampanye hitam terhadap CPO, Teguh menyebut isu negatif dapat dijawab dengan data akurat dan konsisten menerapkan prinsip sustainable development goals (SDGs).
Rencana Nusantara Sawit Sejahtera IPO, selain untuk meningkatkan kapasitas bisnis, juga untuk memastikan perusahaan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik, transparan dan akuntabel.