TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan (backlog) perumahan di Indonesia terbilang tinggi.
Masih banyak masyarakat yang membutuhkan hunian namun belum bisa terpenuhi.
Padahal efek ganda industri properti juga cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Karenanya, ekosistem yang berkualitas dan rantai pasok yang baik mampu menjawab tantangan dalam industri properti belakangan ini.
Baca juga: Strategi Pengembang Tekan Biaya Pemasaran Properti
Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu Kadin Indonesia, Budiarsa Sastrawinata mengatakan, ekosistem industri properti perlu dibenahi.
“Ekosistem industri properti peranannya sangat penting dan perlu dibenahi agar pemenuhan kebutuhan perumahan, permukiman bisa dilakukan secara efektif dan efisien,” ungkap Budiarsa dalam webinar Indonesia Housing Forum 2021 secara virtual, Kamis (14/10/2021).
Budiarsa menuturkan, ekosistem industri properti cukup krusial.
Bukan hanya untuk kebutuhan pemukiman, industri ini mampu menggerakkan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Baca juga: Mengenal Fitur-fitur Pinhome, Aplikasi Jual-beli Properti, dari Rumah, Apartemen Sampai Ruko
Industri properti beririsan langsung dengan industri-industri ikutan di dalam lingkupnya, ataupun dengan industri penunjang yang berkaitan lainnya.
Tercatat, industri ini memiliki efek pengganda (multiplier effect) kepada 175 industri dan melibatkan 350 UMKM.
Kontribusi terhadap PDB pun berkisar 8 persen, bila digabung dengan sektor lain selain real estate.
"Itu kontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, dalam penyediaan rumah termasuk fasilitasnya, mulai dari perumahan sederhana, sampai rumah kelas menengah dan atas disertai dengan sarana prasarana dan jaringan pendukung," ucap Budiarsa.
Baca juga: Penurunan Muka Tanah di Pluit Disebut Paling Parah, Tetapi Tak Pengaruhi Permintaan Properti
Budiarsa memaparkan, Industri properti memiliki keterkaitan dengan beragam industri lain karena mencakup berbagai kawasan meliputi kawasan pemukiman, kawasan TOD, kawasan pariwisata, dan kawasan kota baru.
Semua kawasan terkoneksi dengan kebutuhan jasa keuangan seperti perbankan, pajak, REITs, Tapera dan BPJS, serta terkoneksi dengan jasa penunjang lainnya seperti brokerage, konsultan, manajemen pengelola gedung dan perumahan.
Maka, kata dia, rantai pasok industri properti perlu diidentifikasi secara rinci untuk membenahi permasalahan dan kebijakan, mulai dari tata ruang, ketersediaan lahan dan kepastian hukum pertanahan, kemudahan perijinan, bahan bangunan, insentif, pemasaran, pembiayaan dan tata kelola operasional.
“Bila ekosistem industri propertinya baik, supply chain (rantai pasok)-nya juga baik, maka akan mempermudah akselarasi pengembangan kebutuhan di sektor ini,” tandas Budiarsa. (Fika Nurul Ulya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perkecil Backlog Rumah, Kadin Minta Industri Properti Dibenahi"