"Tapi untuk penerbangan domestik itu saya yakin bisa, karena sekarang ini di Bali saja sehari sudah 15.000 penumpangnya, itu mendekati sama dengan waktu sebelum pandemi Covid-19," pungkasnya.
Sebelumnya, di Indonesia juga terdapat belasan maskapai yang melayani penerbangan domestik.
Namun satu persatu maskapai tersebut tutup.
Pada pertengahan 2000-an seiring munculnya maskapai low cost carrier (LCC), perusahaan penerbangan bersaing dengan harga tiket yang murah.
Namun akhirnya persaingan tersebut tidak mengindahkan kelayakan pesawat, sehingga beberapa kali terjadi kecelakaan pesawat.
Pemerintah dan DPR pun akhirnya memperketat pembuatan maskapai dengan aturan baru saat itu yaitu syarat pembuatan maskapai harus menguasai 10 unit pesawat, 5 diantaranya adalah milik maskapai itu sendiri. (Yohana Artha Uly)