Kiki menyediakan berbagai makanan mulai dari timus, dimsum, kripik, dan masih banyak lainnya.
Produk-produk tersebut ia promosikan melalui WhatsApp Story.
Sebelum menggunakan GoSend, awalnya Kiki mengantar pesanan dari konsumen secara langsung dengan cara Cash on Delivery (COD).
Namun, cara itu ternyata membuatnya kerepotan karena begitu banyak pesanan yang harus ia antar.
“Pernah dulu itu ngantar ke Kerten (jarak Bayan Krajan ke Kerten sekira 5 km,-Red). Baru sampai rumah, pemesannya udah WA lagi minta dikirimi lagi saat itu juga. Padahal perjalanannya kan lumayan jauh,” kisah Kiki.
Menurut Kiki, adanya GoSend membuat dirinya lebih efektif dan hemat waktu dalam melayani konsumen. Meski ada tambahan biaya, konsumen ternyata juga tidak keberatan.
Baca juga: Ingin Dapat Pinjaman Modal dari GoJek Rp 150 Juta? Ini Syarat dan Caranya
Kiki mengaku, sejauh ini, dirinya puas dengan layanan GoSend.
Baik dari sisi layanan, kemudahan mendapat driver, hingga perkiraan waktu pengantaran.
Tidak hanya memudahkan pengantaran, berkat adanya GoSend, bisnis rumahannya juga tidak terdampak pandemi Covid-19.
Kiki mengungkapkan, saat awal pandemi, omzetnya justru naik dari semula Rp 500 ribu menjadi Rp 2 juta hingga Rp 4 juta per hari.
“Jujur kalau pandemi itu malah banyak. Pakainya GoSend semua. Jadi, omzetnya malah naik berkali lipat. Empat kali lipat. Karena mungkin pada takut keluar rumah ya,” ujarnya.
Tidak hanya menjadi andalan bagi bisnis rumahan, GoSend juga memberi solusi dalam urusan sehari-hari.
Hal itu dirasakan Praba Aulia, warga Jl Pandanaran 195, Boyolali, Jawa Tengah.
Solusi itu mulai dari mengantarkan barang yang tertinggal hingga mengirim barang ke orang lain.