Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Transaksi ekonomi hingga Rp 1,48 triliun terjadi selama penyelenggaraan pameran virtual Pacific Exposition 2021.
Namun ada kekhawatiran terkait biaya ekonomi yang dikenakan bakal tinggi dan mahal, terutama terkait biaya distribusi produk yang dibeli.
Terkait hal itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya meminta semua pihak tak perlu khawatir. Dia memastikan bahwa biaya ekonomi tersebut akan dipangkas sehingga tak memberatkan konsumen.
Memang, kata Tantowi, distribusi dan transportasi semua produk menjadi isu utama karena akan sangat besar dan mahal mengingat transaksi ini terjadi dari berbagai belahan negara. Namun pihaknya telah menemukan solusi.
"Terkait distribusi dan transportasi barang di kawasan Pasifik, saya setuju bahwa distribusi dan transportasi telah menjadi isu utama karena biaya ekonomi semua produk menjadi sangat besar dan mahal. Tapi kita telah menemukan solusinya," ujar Tantowi, dalam closing statement Pacific Exposition 2021, secara virtual, Sabtu (30/10/2021).
Baca juga: Naik 48 Persen, Pacific Exposition 2021 Catat Transaksi Sebesar Rp1,48 Triliun
Solusi yang dimaksud Tantowi adalah produk-produk tersebut akan diarahkan untuk dikirim ke dua lokasi di kawasan Pasifik, yakni Sidney, Australia dan Auckland, Selandia Baru.
Dari dua lokasi itu, produk-produk tersebut lantas akan didistribusikan oleh pihak Pacific Exposition ke tujuannya masing-masing.
Baca juga: Komunitas Pasifik Siap Jadi Mitra Indonesia di Sektor Pariwisata
Hal ini bisa terwujud karena adanya kerjasama Pacific Exposition dengan beberapa perusahaan perdagangan yang kerap mendistribusikan produk dari Indonesia ke kawasan Pasifik dan sebaliknya.
Baca juga: Pacific Exposition 2021 Resmi Dibuka Menlu Retno Marsudi
Dia menjelaskan,untuk mengatasi kesulitan distribusi, empat perusahaan perdagangan terdiri dari tiga perusahaan di Sidney, Australia dan satu perusahaan di Auckland, Selandia Baru telah bekerja sama dengan perusahaan manufaktur dan berbagai perusahaan di Indonesia untuk menjualnya di kawasan Pasifik.
"Dengan membawa produk-produk itu ke Sidney atau Auckland, produk itu kemudian akan didistribusikan ke kawasan Pasifik," ujarnya.
Dengan demikian, masalah utama terkait biaya distribusi dan transportasi produk yang sangat mahal bisa dipangkas karena mereka tak perlu memikirkan bagaimana menjual produk ini misalnya dari Fiji ke Indonesia atau dari Fiji ke Papua New Guinea.
"Mereka sekarang cukup mengirim produk itu ke Australia atau Auckland dan dari dua lokasi itu produk tersebut akan didistribusikan ke tujuannya. Sehingga hal itu akan memangkas biaya ekonomi hingga cukup rendah," pungkas Tantowi.