TRIBUNNEWS.COM - Arie Rich, seorang pengusaha desainer muda di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, banyak dikenal pejabat publik.
Pejabat publik yang menggunakan brand Arie Rich salah satunya adalah Gubernur non aktif Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah. Selain Nurdin Abdullah, Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Mallagani turut membeli hasil karyanya itu.
Berbagai lokomotif disediakan Arie dari Aksara lontara, pulau Sulawesi.
"Kayak suteranya Sengkang, batiknya Sulawesi Selatan, tongkonan Toraja," kata Arie menjelaskan kepada tribun-timur.com, Kamis (28/10/2021).
Ada juga Cobo'-cobo', kapal Phinisi, Cura' Labba, tongkonan Toraja. Hingga grafik pahlawan Nasional raja Gowa, Sultan Hasanuddin. Setiap produknya hanya menyediakan dua outfit, dalam hal ini menyediakan secara limited edition.
"Kalau fesyen di luar negeri belum, tapi brand saya sudah ada di luar negeri," ujarnya.
Meski begitu, beberapa artis di Ibu Kota telah melirik hasil desainnya.
"Ada beberapa orang, seperti Ical Majene. Sudah janjian, tapi kayaknya beliau sibuk," tambah salah satu nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini.
Selain itu, pria berkelahiran Kabupaten Luwu 25 Oktober 1988 ini mengaku, pejabat publik di Indonesia juga telah memakai brandnya.
"Banyak, Alhamdulillah, dari mulai Wali Kota, Bupati, Gubernur di Indonesia," tambahnya.
Alasan menyediakan brandnya secara limited edition, eksklusif atau terbatas itu karena market pasar. Terbukti juga beberapa pakaian hasil desainnya itu dipajang di kediamannya.
"Market pasar saya memang di Middle Up. Digunakan untuk acara tertentu," jelasnya.
Meski begitu, di awal pandemi melanda seluruh negara, usahanya pernah vakum. Namun, dirinya berpikir, produktivitas tetap harus dilanjutkan lantaran persoalan biaya hidup.
"Sempat vakum dua bulan, dan alhamdulillah bulan Ramadhan kemarin saya tetap produksi," jelasnya.
Dirinya mengaku, saat pandemi merebak, omzetnya menurun. Dulunya, ia kerap menerima bersih omzetnya setidaknya puluhan juta.
"Bukan halangan, tapi omzetnya menurun di tengah pandemi ini. Kita produksi sebelum pandemi minimal 50 pcs," terangnya.
Untuk saat ini, dia hanya menerima secara custom, jika itu ada pagelaran pameran atau acara fashion show. "Lebih banyak yang custom kita produksi, saat ini ada di Jakarta brand saya untuk ikut berlangsung lima hari, di Jakarta Convention Center (JCC)," tambahnya.
Untuk omzetnya saat ini bisa mencapai Rp20 juta hingga Rp30 juta.
Karyawan yang ia pekerjakan sendiri berjumlah tiga orang. Namun, covid-19 membuat karyawannya juga membangun konveksi jahit. Bahkan dia kerap juga mengalihkan orderannya itu ke mantan karyawannya dengan menjaga kualitas brand.
Kamu punya kisah sukses tentang bagaimana sebuah UMKM lokal bertahan di tengah pandemi seperti Arie Rich dan usaha desainnya?
Yuk, bagikan kisahnya dengan mengikuti blogging competition Lokal BRICerita! Ada hadiah hingga sepuluh juta rupiah untuk tiga artikel terpilih.
Klik link ini untuk informasi lebih lanjut mengenai blogging competition Lokal BRICerita.
Penulis: A Syahrul Khair / Editor: Suryana Anas