Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wilayah Jabodetabek dinilai menjadi aglomerasi perkotaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Polana Pramesti mengatakan, wilayah Jabodetabek memiliki persentase pertumbuhan 2,23 persen hingga 2,64 persen per tahun.
"Dengan pertumbuhan penduduk di wilayah Jabodetabek ini, dapat mendorong berkembangnya jenis layanan transportasi umum," kata Polana, Senin (22/11/2021).
Baca juga: Antisipasi Potensi Lonjakan Kasus Covid-19 Jadi Alasan BPTJ Berlakukan Ganjil Genap di Bogor
Menurut Polana, Jabodetabek memiliki potensi untuk mendorong perkembangan transportasi umum Bus Rapid Transit (BRT), kereta api perkotaan seperti Kereta Rel Listrik (KRL), MRT dan juga LRT.
Polana mengungkapkan, di wilayah Jabodetabek pergerakan masyarakat saat ini mencapai 88 juta setiap hari dari total penduduk sebanyak 33,83 juta jiwa.
Baca juga: BPTJ Keluhkan Banyak Masyarakat yang Belum Gunakan STRP Saat Naik KRL
Dengan jumlah pergerakan masyarakat ini, lanjut Polana, maka perlu adanya pengembangan transportasi umum yang terintegrasi untuk menunjang kebutuhan mobilitas.
"Tetapi saat ini, pengembangan sistem transportasi di Jabodetabek masih terkotak-kotak dan mengakibatkan perjalanan menjadi lebih lama, kurang nyaman dan berbiaya lebih mahal," kata Polana.
Baca juga: BPTJ: Tidak Ada Toleransi Terhadap Syarat Perjalanan Transportasi Darat Selama PPKM Darurat
Untuk mewujudkan integrasi transportasi ini, menurut Polana, dibutuhkan dukungan dan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah serta pemangku kepentingan lainnya.
"Dengan sinergi yang baik, diharapkan dapat mewujudkan layanan transportasi yang seamless dan berkelanjutan, sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Jabodetabek," kata Polana.