News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Punya Menara Terbanyak, Kinerja Mitratel Diprediksi Tumbuh dalam Jangka Panjang

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menara telekomunikasi milik PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Analis Verdhana Sekuritas Indonesia Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih memprediksi kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dapat tumbuh dalam jangka panjang.

Peluang tersebut didukung oleh kepemilikan menara telekomunikasi terbanyak dan tersebar merata hampir di seluruh Indonesia.

“Kami memberikan outlook positif terhadap bisnis menara telekomunikasi di Indonesia, seiring pesatnya pertumbuhan trafik data di dalam negeri dan sejalan dengan mulai diterapkannya 5G. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap Mitratel,” ujar Nicholas dan Raymond dalam risetnya," Rabu (24/11/2021).

Posisi kepemilikan menara terbanyak menghasilkan potensi pertumbuhan, khususnya bersumber dari co-location (co-lo) yang tersebar di berbagai daerah.

Baca juga: Investor Harap Sabar, IHSG Diperkirakan Kembali Melemah

Sementara itu hingga Agustus 2021, perusahaan tercatat memiliki 28.030 menara telekomunikasi dengan 42.016 penyewa.

Angka tersebut menunjukkan rasio kolokasi 1,5 kali dan menara Mitratel tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan komposisi 57,3 persen berada di luar Pulau Jawa.

Lebih rinci lagi, rasio kolokasi menara perseroan di luar Pulau Jawa mencapai 1,39 kali dibandingkan di Jawa sekitar 1,64 kali.

Baca juga: Harga Saham Mitratel Kok Turun Usai IPO, Berikut Pernyataan Analis

Hal itu menggambarkan masih besarnya potensi pertumbuhan penyewaan menara anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini, khususnya di luar Pulau Jawa.

Mitratel diperkirakan menguasai pangsa pasar sebesar 24 persen di tanah air, mengalami peningkatan sekira 17 persen di 2018.

Kemudian baru-baru ini, perusahaan meraih dana Rp 18 triliun dari hasil penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) saham dengan melepas sebanyak 22,9 miliar saham atau setara 27 persen.

“Kami memperkirakan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) laba bersih Mitratel setelah IPO sebesar 44,8 persen untuk periode 2021 hingga 2023. CAGR pendapatan diperkirakan mencapai 10 persen,” tulis Nicholas dan Raymond.

Baca juga: Mitratel Dikabarkan Patok Harga Saham Rp 800 Per Lembar, Targetkan Dana Segar Rp 21,9 Triliun

Tak hanya itu, Mitratel diproyeksikan sebagai perusahaan dengan net debt to EBITDA terendah sebesar 0,09 kali pada 2022.

Dengan posisi utang rendah itu, perusahaan memiliki kemampuan untuk mendapatkan pinjaman guna merealisasikan akuisisi menara dalam jangka panjang.

"Berbagai faktor tersebut mendorong Verdhana Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp 1.200. Target harga tersebut mengasumsikan EV/EBITDA sekitar 18,1 kali," tutupnya.

Target ini juga menggambarkan perkiraan kenaikan laba bersih perseroan menjadi Rp 965 miliar tahun ini dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 602 miliar.

Begitu juga dengan pendapatan diprediksi tumbuh menjadi Rp 6,88 triliun dibandingkan perolehan 2020 sebanyak Rp 6,18 triliun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini