Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, pasar saham global mayoritas anjlok sepekan kemarin.
Menurut dia, sumber utama kecemasan pelaku pasar berasal dari adanya temuan varian baru Covid-19 dengan label Omicron.
"Pada akhirnya pemirsa, bukan taper tantrum, bukan pula kenaikkan tingkat suku bunga. Namun Covid varian barulah yang membuat pasar kita gemetar dalam waktu singkat," ujar dia melalui risetnya, Senin (29/11/2021).
Begitu luar biasanya, hingga hal ini menimbulkan kekhawatiran, meski ilmuwan di Afrika Selatan sedang mempelajari varian baru ini.
Omicron, lanjut Nico, menimbulkan dampak kekhawatiran yang menyebar secara cepat dan mendunia bahwa varian ini akan mempengaruhi prospek pemulihan ekonomi global.
"Penemuan baru tersebut dinamakan virus B.1.1.529 atau dikenal sebagai Omicron, bukan Megatron, dan bukan juga Ultron. Penamaan yang diberikan oleh WHO ini memberikan sebuah pengertian baru bahwa virus baru tersebut ternyata merupakan bagian dari mutasi tidak biasa dan berbeda dari inkarnasi sebelumnya," katanya.
Baca juga: Antisipasi Corona Varian Omicron, Indonesia Perketat Pintu Masuk Perjalanan Internasional
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Pahla mengatakan, ini merupakan mutasi yang akan menjadi perhatian serius.
Saat ini para ahli virologi menyebutkan bahwa mereka telah mendeteksi hampir 100 kasus terkait dengan varian baru di negara tersebut, para pejabat WHO juga melakukan pembahasan terkait dengan virus tersebut.
Lebih dahsyat lagi di Botswana, tetangga dari Afrika Selatan, varian baru virus ini mengenai mereka semua yang telah di vaksinasi.
"Saat ini penanganan virus jenis baru ini di Afrika Selatan merupakan sesuatu yang sangat sulit. Sebab, virus ini berkembang kepada orang memiliki masalah dengan kekebalan atau orang memiliki penyakit HIV/AIDS yang tidak diobati," pungkas Nico.