Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Educator dan entrepreneur sekaligus mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2011 hingga 2014 Gita Wirjawan membeberkan enam sumber kekuatan dunia dalam megatrend.
Megatrend sendiri adalah sumber kekuatan utama bersifat mendunia, berkelanjutan dan berkekuatan ekonomi makro, sehingga berdampak terhadap sistem sosial dan lanskap ekonomi dunia.
Baca juga: Lima Tuntutan Bisnis dalam Hadapi Tranformasi Digital
"Saya mau singgung tren global sangat relevan untuk siapapun di Indonesia, mau di Jember, Pulau Rote, Wamena, apalagi Jabodetabek," ujarnya dalam sesi webinar, Selasa (30/11/2021).
Gita menjelaskan, tren pertama adalah keniscayaan terkait modal dan energi, di mana ini sangat nyata di Indonesia melalui tenaga solar panel atau surya.
"Di mana, kita menyadari jumlah tenaga surya 8 ribu kali dibandingkan apa yang kita konsumsi, tapi pemberdayaan terbatas. Ke depan, bukan hanya kepentingan penyerapan, tapi penyimpanan dan nanti bisa distribusi," katanya.
Tren kedua, yaitu adalah demonetisasi, bagaimana uang terdemonetisasi dengan pertumbuhan blockchain hingga 110 persen dalam 15 tahun, jauh melebihi pertumbuhan internet 60 persen dalam 30 tahun.
Baca juga: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Capai 44 Miliar Dolar AS, Tertinggi di ASEAN
"Blockchain dalam hal ini kripto tumbuh 110 persen dalam 15 tahun. Kita akan terus melihat lebih luas ke negara-negara berkembang dan berjalan ke luar dimensi keuangan dan ekonomi, bisa ke sosial, budaya, dan geopolitik," tutur Gita.
Lalu, tren ketiga adalah anything anytime anywhere, dipelopori awal 1990-an oleh miliarder Jeff Bezos dengan Amazon-nya melayani pembelian barang dengan model bisnis e-commerce, sehingga tidak perlu bawa uang di dompet ke toko.
Tren keempat, lanjut Gita, adalah artificial intelligence, di antaranya yakni pemberdayaan dalam mobil listrik buatan Tesla hingga sebentar lagi akan merajalela ke merk lain.
"China juga sudah mengembangkan, ini akan semakin nyata," ujar dia
Selain itu, tren kelima yakni human longevity atau dengan pengembangan virus bisa merekayasa kode genetika di manusia dan spesies lain, sehingga bisa mengubah tatanan biologis.
Baca juga: Perumnas dan PTPN II Sinergi Kembangkan Hunian Terintegrasi Transportasi
"Bisa panjang hidungnya, biru matanya, dan panjang hidupnya," kata Gita.
Terakhir, dia menambahkan, tren keenam dalam megatrend adalah singularity atau interseksi dari artificial intelligence dan biological intelligence.
"Di mana, manusia super dalam 30 tahun ke depan bisa rekayasa artificial intelligence dan biologis secara kecerdasan, ini sangat beda dibanding sekarang, apalagi beberapa dekade lalu," pungkasnya.