News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala BMKG Peringatkan akan Potensi Tsunami hingga Badai Tropis saat Libur Natal dan Tahun Baru

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BMKG Peringatkan akan Potensi Tsunami hingga Badai Tropis saat Libur Natal dan Tahun Baru

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah bencana berpotensi terjadi saat libur Natal dan tahun baru mendatang. Bencana tersebut mulai dari potensi tsunami hingga badai tropis.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat rapat kerja bersama Komisi V DPR RI dengan Pemerintah, Rabu (1/12/2021).

"Kami berikan informasi zona yang rawan tsunami misalnya di Cilegon, Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter," kata Dwikorita.

Dwikorita tak mengungkapkan lebih lanjut apakah potensi tsunami juga dapat terjadi di daerah lainnya saat Natal dan tahun baru.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan potensi bencana lainnya yang dikhawatirkan terjadi yaitu badai tropis.

Potensi itu diungkapkan setelah melihat adanya tren pembentukan badai tropis yang semakin meningkat.

Baca juga: Waspada Potensi Tsunami di Cilegon saat Nataru, Kepala BMKG: Ketinggian hingga 8 Meter

"Jadi hampir setiap Minggu dan bahkan saat ini, kemarin baru selesai badai tropis sebelumnya," kata dia.

Dia menyebut daerah yang telah terjadi badai tropis pada beberapa waktu belakangan, salah satunya Bengkulu.

Dijelaskannya, sempat terjadi badai tropis Nyatoh di sebelah barat daya Bengkulu.

"Dan ini pengaruhnya adalah gelombang tinggi, angin kencang, hujan lebat," ujar dia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyampaikan kemunculan Siklon Tropis Nyatoh dan bibibt siklon tropis 94 W. (Windy.com)

Namun, Dwikorita mengkhawatirkan badai tropis tak hanya berdampak di sekitar Bengkulu. Ada sejumlah daerah yang disebutnya berpotensi mengalami badai tropis, seperti Aceh, bahkan Sulawesi, Gorontalo, Maluku, dan Papua.

"Terutama karena adanya bibit siklon atau bibit badai tropis yang lain," ucapnya.

Dwikorita mengatakan, selain badai tropis Nyatoh, Indonesia juga berpotensi mengalami badai tropis lainnya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Kamis, 2 Desember 2021: Palembang dan 3 Kota Lain Berpotensi Alami Hujan Petir

Ia bahkan menyebut ada dua badai tropis yang "mengantre" di belahan bumi Utara Indonesia.

"Jadi poinnya, diprediksi di bulan-bulan Desember, Januari, bahkan mungkin sampai Maret itu akan terjadi peningkatan pembentukan badai-badai tropis yang dikhawatirkan juga akan berpengaruh terhadap keselamatan transportasi dan masyarakat terutama pada saat Natal dan tahun baru," kata dia.

Tren Peningkatan Badai Tropis

Dwikorita mengatakan, saat ini tren pembentukan badai tropis semakin meningkat hampir setiap minggu.

Diketahui, Siklon Tropis NYATOH sekarang ini terpantau berada di Samudera Pasifik utara Papua.

Siklon ini bertekanan terendah 1000 mb dengan kecepatan angin maksimum mencapai 35 knot.

Dalam 24 jam ke depan, intensitas siklon ini diperkirakan menguat dengan pergerakan ke arah Barat.

Akibatnya, sejumlah wilayah berpotensi mengalami cuaca ekstrem, hujan lebat hingga angin kencang.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Kamis, 2 Desember 2021: Waspada DKI Jakarta dan Bali Hujan Lebat

Dilansir Tribunnews, wilayah tersebut di antaranya adalah Aceh, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Timur, hingga Papua Barat.

Selain Siklon Tropis NYATOH, kata Dwikorita, masih ada dua bibit badai tropis yang terpantau mendekat Indonesia.

Diprediksi, tren peningkatan badai tropis masih akan terjadi hingga Maret 2022.

"Masih ada dua calon badai mengantre di sebelah utara Indonesia."

"Jadi poinnya, diprediksi di bulan-bulan Desember, Januari, dan bahkan mungkin sampai Maret, akan terjadi peningkatan pembentukan badai-badai tropis," ungkapnya.

Berikut ini dua calon badai tropis yang dimaksud Dwikorita:

1. Siklon Tropis 94W

Terpantau berada di Teluk Thailand, tepatnya di 8.7 LU, 102.0 BT, bertekanan rendah 1005 mb, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot.

Berdasarkan model NWP, 24 jam ke depan bibit badai ini masih menunjukkan adanya peningkatan intensitas, dengan pergerakan ke arah barat. Potensi untuk menjadi Siklon Tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori menengah.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Kamis, 2 Desember 2021: Waspada DKI Jakarta dan Bali Hujan Lebat

2. Siklon Tropis 92S

Terpantau berada di Samudera Hindia barat data Lampung, tepatnya 7.0 LS, 102.5 BT, bertekanan rendah 1009 mb, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot.

Berdasarkan model NWP, 24 jam ke depan bibit badai ini masih menunjukkan adanya peningkatan intensitas, dengan pergerakan ke arah Tenggara-Selatan.

Masyarakat Diimbau Tunda Liburan Natal dan Tahun Baru 

Pemerintah telah mengeluarkan aturan resmi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh Indonesia dalam periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Aturan tersebut diberlakukan sebagai antisipasi penularan covid-19 beserta varian baru lainnya.

Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Sudirman, menegaskan, regulasi tersebut dalam rangka mengantisipasi agar masyarakat saat libur Nataru berada di wilayah masing-masing.

"Tunda liburan ini untuk keselamatan kita maupun saudara-saudara kita,” ujar Sudirman dalam Dialog dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Besok Kamis 2 Desember 2021: Waspada Cuaca Ekstrem di 31 Wilayah Indonesia

Kepada para pelaku usaha, Sudirman juga mengharapkan untuk mengikuti peraturan yang berlaku, di mana solusi-solusi yang ditawarkan pemerintah daerah akan ditindaklanjuti.

“Masih ada liburan yang akan datang. Semoga kebijakan tunda liburan ini akan memberikan keselamatan bagi kita semua,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, Alexander Ginting memaparkan pentingnya terus membangun kewaspadaan masyarakat bahwa pandemi
belum selesai.

"Karena virus masih ada. Harus dibatasi supaya tidak ada mobilitas yang tinggi. Harus jadi atensi kita untuk mempertahankan level PPKM yang sudah ada,” tutur Alex.

Bila memang harus melakukan perjalanan antar daerah, Alex meminta masyarakat mematuhi aturan pemerintah seperti keharusan vaksinasi, menggunakan PeduliLindungi, memastikan kesehatan sebelum bepergian, aturan ganji genap, juga menerapkan tes PCR atau antigen sesuai tujuan dan moda transportasi yang digunakan.

Dalam Nataru, Alex menjelaskan harus ada pengetatan di 3 tempat utama, yakni tempat ibadah, perbelanjaan, serta lokasi wisata lokal. Kemudian, prokes dan vaksinasi harus terus dijalankan.

“Prokes itu harus. Vaksinasi harus dikejar, libur bukan berarti vaksinasi terhenti,” ujarnya.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Kamis 2 Desember 2021: 19 Wilayah Hujan Lebat dan Angin Kencang

Pakar Epidemiologi, Dicky Budiman mengingatkan, momentum landai seperti saat ini memiliki dua sisi. Pada satu sisi, harus diapresiasi, namun di sisi lain, juga sekaligus harus diwaspadai.

“Karena dalam situasi melandai biasanya orang jadi abai,” jelasnya.

Penyebaran virus, dikatakan Dicky, hanya bisa terjadi ketika manusia membawa dan menularkannya.

Karena itu, ia meminta upaya prokes 5M, 3T, dan vaksinasi harus selalu diperkuat. 

Termasuk usaha meningkatkan surveilans untuk mencapai setidaknya angka 1% untuk mengetahui penyebaran varian dan varian apa yang ada.

“Potensi gelombang ketiga, varian baru, apapun itu, dipengaruhi oleh seberapa banyak penduduk kita yang rawan secara imunitas, atau belum punya imunitas yang baik. Terutama, (imunitas) dari vaksinasi,” tutur Dicky seraya menambahkan, vaksinasi juga tetap penting bagi para penyintas.

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Dokter sekaligus Influencer, Ratih C Sari dalam kesempatan sama.

“Proses reinfeksi sangat mungkin terjadi, bahkan bagi mereka yang pernah kena Covid-19. Prokes juga sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan,” tambah Ratih. (Tribunnews.com/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini