News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bangun Destinasi Wisata di NTT Harus Diimbangi Dengan Perbaikan Akses

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana sunset di Pantai Waecicu, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Philip Gobang mengatakan dalam dialog bertema “Menyapa Digital: Siaran TV Digital dari Indonesia Timur”. Rabu (29/09/2021) bahwa tahap pertama Analog Switch Off (ASO) untuk wilayah NTT dimulai pada tanggal 30 April 2022.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Ratu Ngadu Bonu Wulla menuturkan upaya membuat wisata Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi kelas premium harus diimbangi perbaikan akses.

Ratu menilai sejauh ini belum ada transportasi umum yang dapat menunjang wisatawan.

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Enam Destinasi Wisata di Bali Akan Dikunjungi Para Delegasi KTT G20

"Di negara lain sudah disediakan fasilitas transportasi umum yang mudah digunakan. Sedangkan di NTT ini masih menggunakan mobil carter atau pribadi," ucapnya dalam webinar HUT ke-63 Provinsi NTT yang digelar Tribun Network, Kamis (16/12/2012).

Baca juga: Kemenparekraf Gulirkan Program Baru untuk Majukan Potensi 5 Destinasi Super Prioritas

Menurutnya, akses dari destinasi unggulan Labuan Bajo ke destinasi favorit kedua di NTT yakni Sumba juga masih sulit.

"Setidak-tidaknya akses dari Labuan Bajo ke Sumba ini harus dipermudah," tutur Ratu.

Anggota Komisi IX DPR RI Ratu Ngadu Bonu Wulla.

Ia menekankan Labuan Bajo sebagai sentral destinasi super prioritas semestinya memberikan efek domino bagi pulau-pulau lain di sekitarnya.

Jarak dari Labuan Bajo ke Sumba menggunakan transportasi udara hanya memerlukan waktu tempuh 25 menit.

Baca juga: Kemenparekraf Dorong Pengurangan Emisi Karbon di Destinasi Wisata

Namun jika menggunakan transportasi darat waktu yang dibutuhkan lebih kurang lima jam.

"Ini memang perlu diberikan perhatian khusus. Peran organisasi wisata juga dibutuhkan untuk menarik wisatawan karena mereka dapat menyesuaikan profil target market," tukasnya.

Pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perlu menggaet influencer dan platform travel yang sudah memiliki banyak pengguna.

Dengan begitu, wisatawan yang datang akan lebih berkualitas sesuai dengan karakter yang dicari melalui big data.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini