Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) melihat upaya pemerintah dalam lima tahun terakhir untuk menekan kemiskinan telah sirna akibat pandemi Covid-19.
Policy Center Iluni Uni Irsyan Maududy mengatakan, pandemi Covid-19 yang menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan, sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
Irsyan mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2021, angka kemiskinan berada di posisi 10,14 persen atau mencapai 27,54 juta orang.
Baca juga: Kementerian Desa Pantau Upaya Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Teluk Bintuni
"Sebelum pandemi pada 2019 sebesar 9,1 persen. Jadi upaya yang kita lakukan selama hampir lima tahun menyentuh single digit kemiskinan, tapi dalam waktu singkat kita kembali lagi ke angka double digit," papar Irsyan secara virtual, Sabtu (18/12/2021).
Oleh sebab itu, Irsyan menyebut hal tersebut harus menjadi fokus pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional setelah tertekan pandemi Covid-19.
"Jadi ini jadi catatan, kemiskinan masih dalam kondisi meningkat. Kalau gunakan data September yang belum keluar, mungkin bisa lebih (kemiskinannya) karena kita mengalami varian delta," ujarnya.
Baca juga: Apindo: UMP Lindungi Pekerja dan Mengentaskan Kemiskinan
Selain itu, kata Irsyan, tingkat pengangguran terbuka masih tinggi meski pada Agustus 2021 menurun ke posisi 6,49 persen dari sebelumnya.
"Tapi angka ini belum mencapai kondisi sebelum pandemi 5,34 persen. Ini pun jadi catatan pemerintah, perlu turunkan pengangguran terbuka seperti sebelum pandemi," tutur Irsyan.