"Untuk project Wired4Work ini targetnya 1.000 sampai 2.000 orang, menjadikan anak muda menjadi wirausaha sebagai ecopreneur," katanya.
Menurutnya, program Wired4Work kali ini merupakan kelanjutan dati program serupa yang dijalankan lembaganya di 2018.
"Ketika pandemi datang, kami meihat perlunya ada perubahan pada pola pembelajaran via online. Mulai Juli 2021 sampai Juli 2022 bekerja sama dengan beberapa institusi. Kita gunakan sekarang pendampingan pembelajaran digital," ujarnya.
"Kita mengembangkan beberapa modul softskill kesiapan kerja dan wirausaha hijau.
Kita juga ada beberapa modul lain yang kita kembangkan bekerja sama dengan Kemenakertrans sebanyak 9 modus teknis. Kita juga lakukan penguatan melaluitraining for trainers untuk beberapa institusi dengan sasaran tetap anak muda," bebernya.
Pasca pelatihan nanti pihaknya berharap peserta bisa memiliki ide bisnis di bidang apa saja yang menjadi minat mereka.
"Kita akan identifikasi sektor-sektor yang diminati dan yang akan dijalankan. Lalu kita pertemukan mereka dengan mentor-mentor dan asosisi industri untuk memberikan pendampingan langsung," imbuhnya.
Dr. Janette M. Pinariya, M.Si., Vice Rector I LSPR mengingatkan, muara dari proses pembelajaran adalah kebermanfaatan.
"Kami berterima kasih pada Yayasan Plan International Indonesia ke depan kita akan bergandengan tangan untuk memberikan pelatihan kepads generasi muda Indonesia," ungkap Dr. Janette.
Rudy Sukandar PhD, Direktur LP3R LSPR menambahkan, kegiatan ini juga akan mendorong prlibatan para dosen LSPR untuk menberikan pelatihan kewirausahaan kepada kaum muda.
Kegiatan ini bisa menjadi pembibitan inkubasi bisnis bagi para mahasiswa.