Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia masih membutuhkan lebih banyak lagi wirausahawan baru demi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus menekan angka pengangguran terbuka.
Namun, dibutuhkan proses pelatihan dan pendampingan serius hingga mereka benar-benar siap menjadi wirausaha.
Data menunjukkan, pengangguran terbuka di Indonesia didominasi oleh anak anak usia muda di rentang usia 15 sampai dengan 24 tahun.
Per Agustus 2021, sebanyak 9,1 juta orang menganggur di Indonesia. Sementara, TPT usia muda berada di angka 19,55 persen (data BPS 2021).
Inisiatif melahirkan wirausahawan hijau (ecopreneurship) kini sedang diakselerasi oleh LSPR Communication and Business Institute bersama Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).
Kerja sama antara LSPR Institute dan Plan Indonesia merupakan upaya membantu kaum muda Indonesia yang terdampak pandemik Covid-19 melalui kegiatan capacity building yang dirancang tepat guna dan tepat sasaran.
"Diharapkan kaum muda tersebut dapat memperkuat kemampuan diri untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan,” kata Direktur Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat LSPR Mr. Rudi Sukandar Ph.D di acara penandatanganan kerjasama kedua lembaga di Jakarta, Senin (20/12/2021).
Baca juga: Polbangtan Malang akan Tingkatkan Akses Permodalan Wirausaha Muda
Kerjasama kedua pihak akan diwujudkan dalam bentuk pemberian pelatihan dan pendampingan bagi kagi kaum muda melalui program Wired 4 Work! 2.0 (W4W! 2.0), sebagai bagian dari Program Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda Plan Indonesia.
Pelatihan ini juga akan membantu menyiapkan mahasiswa LSPR, terutama perempuan, dalam memasuki dunia kerja atau menjadi ecopreneur.
Program ini diharapkan dapat membantu memberikan alternatif pekerjaan dan bisnis bagi kaum muda, sekaligus mendukung rencana pemerintah untuk mengembangkan green economy dan ekonomi digital.
Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia Dini Widiastuti mengatakan, kerjasama ini diharapkan dapat mendorong sebanyak mungkin kaum muda, terutama perempuan, dalam memperoleh peningkatan kapasitas soft-skills serta ecopreneurship.
"Dengan demikian, akan ada lebih banyak kaum muda yang memiliki akses setara dalam memasuki dunia kerja yang layak ataupun membuka usaha hijau yang berkelanjutan,” ujar Dini Widiastuti.
Dini Widiastuti menambahkan, sebelum penandanganan MoU pihaknya dan LSPR sudah me-listing kerjasama di bidang apa saja yang bisa dijalankan bersama ke depan.
"Untuk project Wired4Work ini targetnya 1.000 sampai 2.000 orang, menjadikan anak muda menjadi wirausaha sebagai ecopreneur," katanya.
Menurutnya, program Wired4Work kali ini merupakan kelanjutan dati program serupa yang dijalankan lembaganya di 2018.
"Ketika pandemi datang, kami meihat perlunya ada perubahan pada pola pembelajaran via online. Mulai Juli 2021 sampai Juli 2022 bekerja sama dengan beberapa institusi. Kita gunakan sekarang pendampingan pembelajaran digital," ujarnya.
"Kita mengembangkan beberapa modul softskill kesiapan kerja dan wirausaha hijau.
Kita juga ada beberapa modul lain yang kita kembangkan bekerja sama dengan Kemenakertrans sebanyak 9 modus teknis. Kita juga lakukan penguatan melaluitraining for trainers untuk beberapa institusi dengan sasaran tetap anak muda," bebernya.
Pasca pelatihan nanti pihaknya berharap peserta bisa memiliki ide bisnis di bidang apa saja yang menjadi minat mereka.
"Kita akan identifikasi sektor-sektor yang diminati dan yang akan dijalankan. Lalu kita pertemukan mereka dengan mentor-mentor dan asosisi industri untuk memberikan pendampingan langsung," imbuhnya.
Dr. Janette M. Pinariya, M.Si., Vice Rector I LSPR mengingatkan, muara dari proses pembelajaran adalah kebermanfaatan.
"Kami berterima kasih pada Yayasan Plan International Indonesia ke depan kita akan bergandengan tangan untuk memberikan pelatihan kepads generasi muda Indonesia," ungkap Dr. Janette.
Rudy Sukandar PhD, Direktur LP3R LSPR menambahkan, kegiatan ini juga akan mendorong prlibatan para dosen LSPR untuk menberikan pelatihan kewirausahaan kepada kaum muda.
Kegiatan ini bisa menjadi pembibitan inkubasi bisnis bagi para mahasiswa.