Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus berusaha menjawab pertanyaan banyak pelaku pasar dan investor sedari awal yakni apakah Omicron akan memberikan dampak terhadap pemulihan ekonomi dunia atau tidak.
Menurut Nico, varian baru Covid-19 tersebut saat ini sudah mulai memberikan tekanan terhadap prospek pemulihan ekonomi global, sehingga dapat menghambat pertumbuhan.
"Perekonomian global saat ini tumbuh hanya 0,7 persen dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini atau setengah dari laju kuartal sebelumnya dan di bawah level 1 persen atau di level sebelum krisis," ujar dia melalui risetnya, Rabu (22/12/2021).
Sementara saat ini perekonomian di sejumlah negara maju, berbicara tingkat kecepatan pemulihan ekonomi mulai terlihat melambat di Eropa dan Jepang.
Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Tantangan Pemulihan Ekonomi di 2022
Untuk pasar negara berkembang, pemulihan akan mulai melambat di China, India, Brazil, Rusia, dan tentu saja Afrika Selatan sebagai basis dari Omicron.
"Dari antara negara Berkembang, China yang mengalami pelemahan yang di mana pada akhirnya membuat bank sentral menurunkan tingkat suku bunga pinjamannya kemarin," kata Nico.
Baca juga: Luhut: Penanganan Omicron Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi 2022
Pemulihan yang rentan berikutnya adalah datang dari Jerman, France, dan Italia yang mulai terlihat mengalami tekanan akibat adanya kenaikkan kasus.
Hal inilah yang membuat dirinya yakin bahwa Omicron telah memberikan dampak terhadap prospek pemulihan ekonomi global, meskipun masih dalam kadar yang bisa diterima atau ditoleransi.
Baca juga: Negara-negara Eropa Mulai Mengunci Diri Gara-gara Wabah Covid-19 Omicron
Namun, hal ini juga menjadi perhatian, apabila pemerintah di masing masing negara tidak segara bertindak untuk mengatasi hal tersebut.
Apalagi saat ini Singapura akhirnya juga melaporkan dugaan kluster terbaru dari Omicron yang masuk kedalam tempat kebugaran.
Potensi penyebaran Omicron ini menjadi sangat menular bagi masyarakat dan kemungkinan akan kembali memicu potensi terjadinya lockdown untuk menjaga penyebaran Omicron.
Selain itu, Nico menambahkan, Omicron di Amerika sendiri telah menyebar dan naik menjadi 73 persen dari semua kasus Covid-19.
"Jadi, jawabannya apakah Omicron sudah menggangu prospek pemulihan ekonomi global? Ya tentu! Namun, apabila pemerintah tidak segera melakukan pencegahan, hal ini akan memburuk dengan jauh lebih cepat," pungkasnya.