"Hal ini tentunya menjadi optimisme kami, meski belum dikatakan pulih secara menyeluruh tetapi ini menunjukan iklim industri penerbangan semakin kondusif," kata Irfan.
Irfan juga mengungkapkan, meningkatnya pergerakan penumpang ini tentunya mendukung pemulihan kinerja yang Garuda Indonesia yang sedang dilaksanakan terutama proses restrukturisasi yang sedang berlangsung.
Selain itu Irfan juga menyebutkan, tahun 2022 akan menjadi tahun konsolidasi bagi Garuda dan tentunya akan lebih berupaya mengurangi beban biaya operasional serta menyesuaikan fixed
cost menjadi variable cost.
"Kami berharap langkah ini dapat didukung oleh seluruh pihak, terutama kreditur Garuda, mengingat ini menjadi milestone penting dalam upaya kami bertransformasi menjadi Perusahaan yang semakin sehat," kata Irfan.
Selain itu Garuda Indonesia mencatat adanya pertumbuhan lalu lintas penerbangan kargo internasional mencapai 89,66 persen hingga kuartal tiga 2021 dibandingkan 2020.
"Lini bisnis kargo ini menjadi salah satu penopang penting dalam hal pendapatan Garuda Indonesia. Peningkatan lalu lintas penerbangan kargo ini, juga selaras dengan adanya peningkatan tren pergerakan penumpang yang mulai menunjukan sinyal
positif," Irfan.
Irfan juga menjelaskan, Garuda Indonesia optimis performa kinerja usaha akan mengalami pertumbuhan yang kondusif dan akan menjadi basis pemulihan kinerja yang akan terus diakselerasi. (Tribun Network/har/sen/wly)