TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komoditas pangan pokok telur ayam ras mengalami kenaikan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru)
Pedagang telur ayam ras di Pasar Summarecon Bekasi Junaidi menuturkan saat ini per kilogram telur dibanderol Rp 31 ribu.
"Kemarin harga telur masih Rp26 ribu hari ini naik signifikan," katanya kepada Tribun Network, Kamis (23/12).
Baca juga: Inflasi November Diprediksi 0,34 Persen, Komoditas Telur Ayam Ras Jadi Penyumbang Utama
Ia menuturkan banyak pelanggannya yang kaget dengan kenaikan harga telur jajakannya.
Namun, karena alasan kebutuhan penjualan telur tetap dicari oleh rumah tangga atau untuk dagangan kuliner.
"Biasanya ya pelanggan beli nggak sampai satu kilo yang penting dia punya telur dulu," tukasnya.
Junaidi mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga telur.Dirinya hanya mengikuti harga yang dijual supplier sehingga ada margin keuntungan dari hasil jualannya.
"Kalau dari supplier ngasih harga naik. Mau tidak mau kita juga harus ikut naik karena bayar sewa," jelas dia.
Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian bahwa harga telur ayam ras di tingkat produsen secara rata-rata nasional seharga Rp 21.489 per kg per Rabu (22/12/2021).
Kemudian harga telur ayam ras di tingkat konsumen secara rata-rata nasional seharga Rp 25.750 per kg.
Artinya harga jual telur ayam ras per hari Kamis (23/12/2021) mengalami kenaikan di atas rata-rata tingkat konsumen.
Baca juga: Jelang Akhir Tahun Kebutuhan Daging Sapi Bakal Tembus 114 Ribu Ton, Mentan Pastikan Stok Aman
Stok Daging Sapi Stabil
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah memastikan, stok dan harga komoditas peternakan tetap stabil.
Pihaknya telah melakukan monitoring mingguan stok dan harga di pasar.
"Ketersediaan stok komoditas peternakan masih stabil, begitu juga harga tidak ada kenaikan signifikan," ujar Nasrullah.
Ia menjelaskan stok sapi di kandang dari lima wilayah (Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur) tercatat 144.151 ekor dan yang siap potong sebanyak 108.336 ekor.
Sementara stok kerbau di kandang juga tercatat sebanyak 2.797 ekor dan yang siap potong 1.735 ekor.
Nasrullah menambahkan, stok daging sapi/kerbau bakalan impor siap potong setara daging per 17 Desember 2021 mencapai 21.100 ton.
Sedangkan daging sapi/kerbau beku tersedia sebanyak 25.687 ton.
Baca juga: Harga Telur dan Minyak Curah di Pasar Ciawi Bogor Melambung, Pedagang Menjerit
Dari sisi harga, rata-rata harga secara nasional sapi hidup tingkat produsen seharga Rp48.793 per kg berat hidup.
Harga tertinggi ada di Provinsi Kepulauan Riau dengan mencapai Rp59.500 per kgBH dan harga terendah tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) seharga Rp34.800 per kgBH.
Sementara harga daging sapi di tingkat konsumen memang mengalami fluktuatif, namun tidak signifikan. Rata-rata secara nasional harga daging sapi masih di harga Rp118.650 per kg.
"Catatan paling mahal di Provinsi Sumatera Barat seharga Rp132.500 per kg dan paling murah di Provinsi Kepulauan Riau dengan harga Rp92.00 per kg," urainya. (Tribun Network/Reynas Abdila)