News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Premium dan Pertalite akan Dihapus

Premium Dikabarkan Akan Dihapus, Pertamina Klaim Terjadi Peningkatan Konsumsi Pertamax

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menjelang dihapusnya premium mulai tahun depan, PT Pertamina (Persero) mengklaim terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang dihapusnya premium mulai tahun depan, PT Pertamina (Persero) mengklaim terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas.

Area Manager Comm, Rel, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengatakan, pada masa libur Natal tahun ini, masyarakat di wilayah Jawa Barat banyak menggunakan BBM berkualitas yang memiliki oktan tinggi.

Baca juga: Lowongan Kerja PT Astra International, untuk Lulusan S1, Tersedia 5 Formasi, Simak Kualifikasinya

Peningkatan tersebut, terjadi pada BBM jenis pertamax di angka 17 persen pada 25 Desember, dibandingkan konsumsi rata-rata normal harian.

“Pada libur Natal ini, selain konsumsi Pertamax dan Dexlite di Wilayah Jawa Bagian Barat yang meningkat dibandingkan konsumsi normal harian, pada Natal peningkatan konsumsi juga terjadi pada BBM jenis pertamax turbo sebesar 10 persen, Pertamina Dex naik 5 persen, dan dexlite naik signfikan hingga 67 persen," ujar Eko yang dikutip Jumat (31/12/2021).

Menurutnya, tren ini menunjukkan para pengendara semakin meyakini kenyamanan bepergian dengan menggunakan BBM berkualitas.

Baca juga: Premium dan Pertalite Akan Dihapus, Wakil Ketua MPR : Memberatkan Masyarakat Kecil

"Penggunaan pertamax series dan dex series cocok untuk perjalanan jauh karena keunggulannya mesin menjadi lebih dingin, irit bahan bakar (efisiensi), keawetan mesin, dan meningkatkan perfoma mesin serta ramah lingkungan,” paparnya.

Mengutip data BPH Migas, konsumsi premium hingga Oktober 2021 mencapai 3.415.193 kilo liter (KL) atau baru 34,15 persen dari alokasi tahun 2021 yang sebesar 10 juta KL.

Diproyeksikan serapan premium mencapai 3.415.440 kilo liter per Desember 2021.

Sedangkan untuk solar, serapannya mencapai 14,1 juta KL atau setara 98,32 persen hingga November 2021.

Sementara, menurut data Kementerian ESDM, penyerapan premium per tahun juga menunjukkan penurunan.

Pada 2014, konsumsi premium tercatat mencapai 29,7 juta KL, 28,1 juta pada 2015, 21,6 juta pada 2016, 12,4 juta pada 2017 serta 10,7 juta pada 2018.

Jumlahnya sempat naik menjadi 11,6 juta pada 2019, namun kembali turun menjadi 8,6 juta pada 2020 dan sekarang hanya 3,4 juta pada 2021.

Santer Kabar Premium Bakal Dihapus di 2022, Pertamina Sebut Keputusan Ada di Pemerintah

Hingga saat ini, pemerintah masih belum mengumumkan rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) RON 88 atau premium, yang dikabarkan disetop penyalurannya pada 2022.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, mengatakan persoalan premium akan dihapus atau tidak mulai tahun depan, hal itu merupakan kewenangan pemerintah pusat.

"Apakah pemerintah akan memutuskan premium, ada atau tidak? Itu di pemerintah," kata Irto saat dihubungi, Jumat (31/12/2021).

Baca juga: Pertamina Tetap Jual Pertalite di Tahun 2022

Namun, Irto melihat saat ini tingkat kesadaran masyarakat terhadap BBM ramah lingkungan sudah tinggi, sehingga lebih banyak memilih pertalite atau pertamax untuk kendaraannya.

Oleh sebab itu, kata Irto, Pertamina pada tahun depan tetap menyalurkan pertalite dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Kami tetap akan menyalurkan pertalite di tahun 2022. Kami akan mendukung penyaluran BBM yang lebih ramah lingkungan," tutur Irto.

Baca juga: Investasi Megaproyek Kilang Hampir Sentuh Rp1 Triliun, Pertamina Buka Kesempatan Kerjasama Pendanaan

Beberapa waktu lalu, Kementerian ESDM mengisyaratkan premium akan dihapus mulai 2022 dan diganti dengan pertalite (RON 90) yang dinilai lebih ramah lingkungan.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan, rencana ini masih dalam tahap kajian dan harus mendapatkan persetujuan dari Presiden.

Menurutnya, kualitas Pertalite lebih baik dari Premium. Oleh sebab itu, peralihan jenis BBM ini perlu dilakukan untuk memperbaiki lingkungan ke depannya.

"Kita harapkan ke depan ada roadmap BBM yang ramah lingkungan. Jadi dari RON 88 kalau nanti dihapus tinggal paling kecil RON 90,” ujar Soerjaningsih, dalam konferensi pers yang disiarkan Youtube Halo Migas Ditjen Migas (25/10/2021).

“Kalau kemampuan kita memungkinkan, naik lagi jadi RON 91 atau 92. Itu adalah komitmen kita menyediakan BBM yang ramah lingkungan," sambungnya.

Pimpinan Komisi VII Dukung Penghapusan Premium, Tapi Harus Ada Insentif

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mendukung langkah pemerintah menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada tahun depan. 

"Prinsipnya penghapusan premium itu suatu yang tidak terelakan, karena memang kita harus berbicara bahan bakar beroktan lebih tinggi," kata Eddy saat dihubungi, Kamis (23/12/2021).

Menurutnya, penghapusan BBM beroktan rendah seperti premium saat ini sudah dilakukan di berbagai kota besar di Pulau Jawa dan Sumatera. 

Dengan demikian, masyarakat sudah terdorong menggunakan BBM beroktan lebih tinggi seperti pertamax yang lebih ramah lingkungan. 

"Itu tidak ada gejolak yang timbul. Tapi perlu diperhatikan oleh Pertamina bahwa pengurangan ini tidak terjadi sekoyong-koyong (tiba-tiba), dalam tahapan tertentu supaya masyarakat tidak kaget," ujarnya.

Baca juga: Premium dan Pertalite Akan Dihapus, Pertamina: Belum Ada Keputusan Resmi

Selain dilakukan bertahap, Eddy pun meminta pemerintah memberikan insentif untuk BBM beroktan tinggi agar selisih dengan premium tidak terpaut jauh. 

"Hal ini akan menggerakan masyarakat menggunakan BBM beroktan lebih tinggi. Di samping itu, kendaraan roda empat yang baru juga sudah tidak menerima premium lagi, sehingga secara otomatis masyarakat sudah memahami dan pasti gunakan BBM oktan lebih tinggi," ujarnya.

Baca juga: Komisi VII DPR Minta Pemerintah Sediakan BBM Murah Jika Premium Dihapus

Sebelumnya, pemerintah akan menghapus BBM jenis premium dan pertalite, sebagai upaya memperbaiki kondisi lingkungan. 

"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih yang dikutip dalam Web Ditjen Migas Kementerian ESDM. 

Baca juga: Penghapusan BBM Premium Disebut Sulit Terjadi pada 2022, Bikin Mafia Rugi?

Menurutnya, premium saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja dan  volume yang digunakan pun sangat kecil, seiring naiknya kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik. 

Soerja menyatakan, pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan, di mana nantinya pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik. 

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," tuturnya.

Beredar Kabar BBM Jenis Pertalite dan Premium Bakal Dihapus, Sudah Ada Bocoran Tahapannya

Rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) RON 88 alias premium kembali dikemukakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) .

Nantinya bensin dengan RON 90, yakni Pertalite, bakal menjadi pengganti Premium selama masa transisi.
Kendati begitu, Pertalite juga akan dihapus.

Sehingga dihapuskannya BBM Pertalite dan Premium, maka hanya akan ada bensin dengan kadar oktan (Research Octane Number/RON) di atas 91 yang dinilai lebih ramah lingkungan seperti Pertamax.

Baca juga: Penghapusan BBM Jenis Premium Disebut Sulit Terjadi pada 2022

"Kita memasuki masa transisi di mana premium RON 88 akan digantikan dengan Pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan," kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih dikutip dari Antara, Kamis (23/12/2021).

Soerja menginformasikan bahwa premium RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja.

Volume yang digunakan pun sangat kecil karena kesadaran masyarakat menggunakan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik menjadi salah satu penyebabnya.

Baca juga: Ketua YLKI: BBM Premium Sudah Pantas Dihapus, Terutama di Kota Besar

Lebih lanjut Soerja mengungkapkan pemerintah sedang menyusun peta jalan (roadmap) bahan bakar minyak ramah lingkungan di mana Premium dihapus, dan nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik.

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," ujarnya.

Pemerintah akan berusaha meredam gejolak yang timbul di masyarakat terkait proses shifting Pertalite ke Pertamax (Pertalite dihapus).

Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen. Adapun perubahan dari Pertalite ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27 persen.

Langkah Pertamina

Dikutip dari Kontan, PT Pertamina (Persero) memiliki strategi jangka panjang untuk mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak ramah lingkungan dalam hal ini BBM jenis RON 88 atau benin Premium dan RON 90 atau bensin jenis Pertalite.

Mengacu data paparan Pertamina dalam rapat kerja bersama DPR yang diterima Kontan, terdapat tiga tahapan yang akan dilakukan Pertamina untuk menghapus secara perlahan penggunaan bensin Premium dan Pertalite itu.

Baca juga: Penghapusan BBM Premium Disebut Sulit Terjadi pada 2022, Bikin Mafia Rugi?

Strategi penghapusan itu merupakan simplifikasi varian produk dan comply dengan Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2017 yang mengatur soal baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru untuk kendaraan bermotor roda empat atua lebih.

Dalam beleid itu, pemerintah menetapkan BBM tipe euro 4 atau setara BBM oktan 91 ke atas mulai tahun 2019 secara bertahap hingga 2021. Adapun yang kadar oktannya di bawah 91 atau masuk standar euro 2 saat ini adalah Premium dan Pertalite.

Adapun tahapan penghapusan kedua bensin itu. Step Pertama: pengurangan bensin Premium disertai dengan edukasi dan campaign untuk mendorong konsumen menggunakan BBM Ron 90 ke atas.

Step Kedua: Pengurangan bensin Premium dan Pertalite di SPBU disertai dengan edukasi dan campaign untuk mendorong menggunakan BBM di atas RON 90 ke atas.

Baca juga: BBM Jenis Premium Dikabarkan Akan Dihapus Tahun Depan, Ini Kata Pertamina

Step ketiga: Simplifikasi produk yang dijual di SPBU hanya menjadi dua varian yakni BBM RON 91/92 (Pertamax) dan BBM RON 95 (Petamax Turbo).

Sementara mengacu data itu pula, konsumsi bensin jenis Premium dan Pertalite dari tahun ke tahun masih mengalami kenaikan.

Rinciannya untuk penggunaan bensin Premium di tahun 2018 secara nasional mencapai 31,3 persen dari konsumsi BBM secara nasional. Nah, pada tahun 2019 konsumsi naik menjadi 33,3 persen dari penggunaan secara nasional.

Begitu juga dengan penggunaan bensin Pertalite yang masih mengalami peningkatan, dari yang tahun 2018 mencapai 52,4 persen secara nasional meningkat di tahun 2019 menjadi 56,3 persen secara nasional.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan mengenai filosofi penyederhanaan produk di mana sesuai regulasi pemerintah dan kesepakatan dunia tentang lingkungan, seluruh negara harus berupaya menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara dengan standar BBM minimal RON 91 dan CN minimal 51.

"Jadi sesuai ketentuan itu, Pertamina akan memprioritaskan produk-produk yang ramah lingkungan. Apalagi tentu juga kita telah merasakan di masa PSBB langit lebih biru dan udara lebih baik," katanya beberapa waktu yang lalu.

"Untuk itu, kita akan teruskan program yang mendorong masyarakat untuk menggunakan BBM yang ramah lingkungan dan mendorong produk yang lebih bagus,” kata dia lagi.

Namun yang jelas, sampai sejauh ini Pertamina masih menyediakan dan menyalurkan bensin Premium dan ertalite sebagaimana penugasan Pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 Tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

"Saat ini, sesuai ketentuan yang ada, Pertamina masih menyalurkan Premium di SPBU," ujar Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina dalam pernyataannya.

Selain Premium, Pertamina juga masih menyediakan jenis BBM Umum yang meliputi Perta Series (Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo) dan Dex Series (Pertamina Dex dan Dexlite).

"Pertamina juga masih menyediakan Pertalite di SPBU di Indonesia. Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap menggunakan BBM sesuai kebutuhan," kata seperti tertulis pada siaran persnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Bakal Hapus Pertalite dan Premium, Ini Bocoran Tahapannya"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini