News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Capai Net Zero Emission, PGN Perluas Utilisasi Gas Bumi 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisaris Utama PGN, Arcandra Tahar

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan penguatan pasokan gas dan perluasan infrastruktur gas bumi, sebagai upaya mewujudkan net zero emission pada 2050-2060.

Komisaris Utama PGN, Arcandra Tahar mengatakan, gas bumi sebagai salah satu produk energi fosil yang terbukti bersih, ramah lingkungan dan efisien, akan memiliki peran strategis dalam proses transisi menuju net zero emission tersebut.
 
"Terkait renewable energy, kita harus melihat dan mempertimbangkan energi yang lebih bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersih," kata Archandra dalam PGN Energy Economic Outlook 2022, Rabu (12/1/2022).

Baca juga: Menteri ESDM Sebut Produsen Batubara Tak Disiplin Jalankan DMO

Menurutnya, dalam masa transisi energi untuk mencapai target net zero emission diperlukan energi yang bersih dari fosil yaitu gas, di mana negara Eropa pun saat ini mulai sekarang memakai kembali gas. 

"Artinya, kebutuhan gas akan sangat signifikan. Ini kesempatan kita untuk menggunakan gas yang jauh lebih bersih,” ujar Arcandra. 

Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto menambahkan, sebagai perusahaan yang fokus di sektor energi, PGN senantiasa membuka ruang untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada untuk memenuhi kebutuhan energi, khususnya gas bumi yang akan terus meningkat.

Pengembangan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi dalam masa transisi energi saat ini, diharapkan dapat menumbuhkan bisnis gas PGN sebagai Subholding Gas Pertamina.

Baca juga: Sepanjang 2021, PGN Salurkan Gas BUMI 145,7 BBTUD di Jateng dan Jatim

Pada tahun ini, kata Haryo, PGN menargetkan peningkatan pengelolaan niaga gas untuk sektor retail, komersial, serta sektor-sektor kelistrikan menjadi lebih dari 1.000 BBTUD termasuk pengelolaan trading LNG internasional.

Dengan peran gas bumi sebagai energi transisi, PGN juga mendorong pertumbuhan pengelolaan niaga Subholding Gas menjadi sekitar 1.400 BBTUD pada 2027.

"Mulai tahun 2022-2027 diproyeksikan suplai LNG akan terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh menurunnya pasokan gas pipa eksisting," paparnya. 

Selain itu, Haryo berharap diharapkan terjadi peningkatan permintaan LNG retail untuk area yang jauh dari infrastruktur eksisting, yang nantinya akan disuplai melalui liquifaction gas pipa maupun non pipa, serta utilisasi stranded gas.

Haryo menyebut, segmen industri masih tetap menjadi backbone demand terbesar Subholding Gas, di mana sinergi untuk penyediaan gas bagi kilang dan smelter, termasuk adanya terobosan dalam pemilihan teknologi dan penyediaan moda non pipa CNG/LNG retail dengan pemanfaatan sumber gas stranded, sangat dibutuhkan.

Segmen transportasi pun juga bertumbuh seiring dengan meningkatnya konversi BBM menjadi gas bumi untuk segmen kapal, kendaraan logistik, darat, dan kereta api.

Selain itu pertumbuhan volume juga berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan 1 juta rumah tangga per tahun sampai dengan tahun 2026.

“Pengelolaan energi nasional dan dunia, masih tetap menumbuhkan optimisme PGN ke depan dalam mengembangan infrastruktur dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam transisi energi saat ini,” papar Haryo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini