Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah hingga saat ini tidak menyebut secara gamblang bahan bakar minyak (BBM) jenis premium akan dihapus pada tahun ini.
Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut premium akan hilang secara alami seiring beralihnya masyarakat ke BBM lebih ramah lingkungan.
"Premiun kalo di Pulau Jawa hanya ada 0,3 persen dan saya rasa ini dengan nature akan tergantikan (ke BBM ramah lingkungan). Ini nature, masyarakat sendiri yang memutuskan," tutur Arifin secara virtual, Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Pemerintah Racik Subsidi BBM Pertalite
Menurutnya, peralihan ke BBM ramah lingkungan sudah memang harus dilakukan, mengingat premium memiliki emisi karbon yang besar.
"Di dunia ini hanya ada tujuh negara yang masih menggunakan premium dan untuk itu secara berangsur, bertahap (berlih). Pertamina juga telah melakukan sosialisasi penggunaaan BBM lebih ramah lingkungan," paparnya.
Oleh sebab itu, dalam memuluskan langkah tersebut, kata Arifin, Pertamina saat ini sedang melakukan modernisasi kilang-kilangnya untuk bisa produksi BBM berstandar Euro IV, di mana negara lain sudah memasuki Euro V.
Baca juga: Politisi PKS Nilai Kebijakan Pemerintah Soal BBM Semakin Tidak Jelas
"Tentu saja ini membutuhkan proses transisi dan itu memang harus bisa satu solusi. Solusi kemarin, saat permintaan (premium) menurun, kami masukan pertalite dengan harga premium," tutur Arifin.