Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia dalam laporannya mengungkapkan, kinerja sektor industri pengolahan di triwulan IV-2021 terindikasi meningkat dan berada pada fase ekspansi.
Hal tersebut tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) yang sebesar 50,17 persen.
Jika dibandingkan dengan kinerja di triwulan sebelumnya, PMI-BI terkoreksi meningkat.
Baca juga: Pluang Dapat Pendanaan 55 Juta Dolar AS, Berencana Perluas Jangkauan Bisnis ke Asia Tenggara
Di mana pada triwulan III-2021, PMI-BI tercatat sebesar 48,75 persen. Di triwulan tersebut, kinerja industri nasional menghadapi tantangan sekaligus tekanan, yakni pandemi Covid-19.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menjelaskan, peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI.
Yakni dengan indeks tertinggi pada komponen volume produksi, volume total pesanan dan volume persediaan barang jadi.
Berdasarkan subsektor, peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor, dengan indeks tertinggi pada makanan-minuman dan tembakau (51,84 persen), logam dasar besi dan baja (51,80 persen), tekstil, barang kayu dan alas kaki (50,98 persen), serta alat angkut, mesin dan peralatannya (50,66 persen).
“PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan sektor Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang positif dan meningkat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 0,50 persen,” jelas Erwin di Jakarta, Jumat (14/1/2022).
Baca juga: Sektor Industri Mulai Bangkit, Berhasil Serap 1,2 Juta Tenaga Kerja pada 2021
Dirinya kembali melanjutkan, peningkatan kinerja sektor Industri Pengolahan diprakirakan berlanjut pada triwulan I-2022.
PMI-BI triwulan I-2022 diprediksi sebesar 53,83 persen, lebih tinggi dari capaian pada triwulan sebelumnya.
“Mayoritas subsektor diprakirakan akan meningkat, dengan indeks tertinggi pada subsektor Logam Dasar Besi dan Baja (54,06 persen), Makanan, Minuman dan Tembakau (53,86 persen) serta Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya (53,40 persen),” pungkas Erwin.