Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah mengalami puncak lonjakan pada akhir Oktober 2021 lalu, Shiba Inu kini mulai meredup dan terus terlihat mengalami crash.
Diperkirakan penurunan ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2022. Berdasarkan data CoinMarketCap,selama sepekan hingga Kamis (19/1/2022) kemarin, harga Shiba Inu terpantau anjlok 13.51% dengan harga $0.0000276.
Dikutip dari The Motley Fool, setidaknya ada beberapa penyebab yang membuat harga Shiba Inu terus mengalami crash hingga mulai kehilangan pamornya.
Faktor yang pertama yang membuat mata uang cryptocurrency dengan simbol anjing terus turun yaitu adanya The greater-fool assumption (Asumsi bodoh).
Ini dimulai ketika CEO Tesla Elon Musk menuliskan cuitan gambar anak anjing Shiba Inu-nya, bernama Floki di akun Twitternya.
Baca juga: Bukan Bitcoin dan Shiba Inu, 5 Mata Uang Kripto Ini Diprediksi Bersinar di 2022
Setelahnya terjadi lonjakan hingga membuat nilai koin ini kian melambung. Berdasarkan teori The greater-fool assumption, lonjakan ini terjadi karena adanya asumsi bahwa nilai koin akan lebih tinggi jika investor membelinya dengan harga yang lebih tinggi.
Kemudian mereka berharap akan mendapat keuntungan dari menjual Shiba Inu ke investor lainnya dimasa depan dengan prediksi harga dua kali lipat dari sebelumnya.
Baca juga: Shiba Inu dan Dogecoin Jadi Kripto yang Harus Dihindari Pada 2022, Begini Penjelasannya
Namun sayangnya asumsi seperti ini justru membuat harga Shiba Inu terus mengalami kemerosotan. Kini penilaian Shiba Inu jatuh dengan kapitalisasi pasar 16 miliar dolar AS, turun 59% dari harga tertingginya 39 miliar dolar AS.
Baca juga: Tahun Depan 2 Kripto Ini Diprediksi Melampaui Shiba Inu dan Dogecoin, Apa Saja?
Dengan volatilitasnya yang jatuh ekstrim, membuat Shiba Inu mendapat predikat penyimpan nilai yang buruk.
Faktor selanjutnya yang menyebabkan Shiba terus mengalami crash, yaitu adanya kepemilikan yang terpusat. Ketika harga dari Shiba mulai anjlok, struktur investor nampaknya juga terpengaruh.
Dikutip dari data coinmarketcap.com, tercatat ada 100 dompet Shiba Inu teratas dengan kepemilikan 81% koin. Padahal umumnya,100 dompet Bitcoin teratas hanya bisa mengontrol 14% dari koin yang beredar.
Hal inilah yang membuat pemilik koin Shiba memiliki kendali besar atas harga dan kemampuan untuk melakukan penarikan hingga penjualan koin dalam jumlah besar diwaktu yang singkat.
Meskinpun sejauh ini belum ada yang bisa menjamin kapan harga Shiba Inu akan kembali menghijau, namun sebagian investor mata uang kripto kini mulai menghindari berinvestasi menggunakan Shiba Inu.