News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dirjen Kemendag Minta Distributor Segera Lepas Stok Minyak Goreng ke Pasar

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang minyak goreng melayani pembeli di Pasar Anyar, Kota Tangerang Rabu (17/11/2021). WARTA KOTA/NUR ICHSAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta distributor minyak goreng di semua daerah tidak melakukan penimbunan yang akhirnya membuat komoditas pangan tersebut menjadi langka. 

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pengusutan kasus penimbunan 1,1 juta kg minyak goreng yang ada di Deliserdang, Sumatera Utara, diserahkan kepada kepolisian.

Kemendag meminta semua distributor minyak goreng segera mengeluarkan minyak goreng yang ada di dalam gudangnya. "Harus dikeluarkan, saya maunya banjir (minyak goreng) di pasar," kata Oke saat dihubungi, Sabtu (19/2/2022).

Menurutnya, semua tim dari Kemendag saat ini turun ke berbagai daerah mamantau dan mengecek persoalan mandeknya distribusi minyak goreng ke ritel modern maupun tradisional. 

Baca juga: Pedagang Pasar Masih Keluhkan Seretnya Pasokan Minyak Goreng Murah

"Kemarin itu sudah ada 75 juta liter, sekarang sudah 94 juta liter di pasok ke pasar. Sekarang harusnya sudah banjir," papar Oke. 

Oke menyebut, penimbunan minyak goreng tidak ada untungnya bagi distributor maupun produsen, karena harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Kemendag tidak akan berubah.

Baca juga: Satgas Pangan Sumatera Utara Temukan 1,1 Juta Kg Minyak Goreng Ditimbun di Deliserdang

"Buat apa mereka nimbul, kalau nimbun itu kan nunggu harga jadi tinggi. Harga itu tjdak akan berubah dari Kemendag, penimbunan ini efeknya buat minyak goreng jadi langka," paparnya. 

Sebelumnya, Satgas Pangan Provinsi Sumatera Utara menemukan timbunan minyak goreng sebanyak 1,1 juta kilogram di dalam gudang.

Baca juga: Di Tuban Jatim, Warga yang Beli Minyak Goreng Harus Celupkan Jari ke Tinta

Gudang tersebut milik dari satu produsen di daerah Deliserdang pada Jumat (18/2/2022)

Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatera Utara, Naslindo Sirait mengatakan pihaknya memang sudah melakukan penelusuran terkait kelangkaan minyak goreng di Sumatera Utara sejak satu minggu yang lalu.

"Memang benar tadi pagi kita menemukan tumpukan minyak goreng di salah satu gudang di Deliserdang. Itu ada 1,1 juta kilogram yang siap dipasarkan namun ditumpuk dalam gudang," ujar Naslindo kepada tribun-medan.com, Jumat (18/2/2022).

Naslindo mengaku sepanjang penelusuran yang dilakukan di lapangan, distribusi minyak goreng memang kerap kosong baik di pasar-pasar maupun ritel.

"Sudah satu minggu lebih kita telusuri memang kosong minyak goreng ini baik di pasar-pasar dan swalayan. Makanya kita coba telusuri lebih dalam terkait hal ini," ungkapnya.

Terkait penemuan ini, Naslindo mengaku pihaknya akan menyurati produsen minyak goreng tersebut untuk dilakukan pertemuan pada Senin (21/2/2022) mendatang.

Kita sudah surati dan kita akan panggil mereka Senin nanti untuk mendengar klarifikasi apa penyebab penumpukan ini. Apakah ada indikasi pidana di sana yang jelas kita minta itu segera disalurkan," ucapnya.

Menurut Naslindo pihaknya akan menyerahkan kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara terkait dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh produsen minyak goreng yang bersangkutan.

Ke depan pihaknya masih akan terus melakukan pengecekan di berbagai produsen minyak goreng. Ini karena kemungkinan masih ada produsen lainnya yang melakukan praktik serupa.

"Tentu kita masih akan lanjutkan pengecekan ke gudang-gudang produksi minyak goreng. Karena masih ditemukan satu, kemungkinan masih ada lagi produsen nakal lainnya," ucapnya.

Ia juga meminta seluruh produsen minyak goreng untuk tetap menyalurkan minyak goreng sebagaimana mestinya.

"Kita sudah minta mereka menyalurkan dan akan kita awasi terus. Target utama kita kelangkaan minyak goreng bisa teratasi karena di masa pandemi Covid-19 kelangkaan ini bisa menjadi ancaman dan memicu inflasi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini