Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengingatkan kepada pelaku pasar terkait dampak yang harus diantisipasi menyusul aksi invasi Rusia ke Ukraina.
"Invasi awal telah dimulai, dan ini akan menjadi sebuah kejutan tersendiri nantinya bagi pelaku pasar dan investor, ujar Nico.
Dia menyatakan, invasi ini diperkirakan berdampak pada sektor komoditi tertentu dan diperkirakan akan memberikan ekses pada pergerakan saham emiten di sektor tersebut.
"Komoditas yang mengalami kenaikkan tentu akan memberikan cerita tersendiri bagi emiten memiliki sektor tersebut, perhatikan dan amati setiap sentiment yang terjadi di pasar ya," ujarnya.
Terkait invasi Rusia ke Ukraina ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mulai memberikan sanksi, di mana Amerika menargetkan penjualan surat utang Rusia sebagai langkah awal dari sebuah sanksi ekonomi.
Baca juga: Mengenal Donetsk dan Luhansk, Wilayah yang Memisahkan Diri dari Ukraina, Diakui Merdeka oleh Rusia
Biden mengirimkan pasukan tambahan dari AS ke Baltik sebagai sebuah langkah untuk membela negara negara yang masuk dalam persekutuan NATO.
"Biden akan terus meningkatkan sanksi apabila Rusia terus melanjutkan agresinya yang dimana ini merupakan sanksi pertama terhadap Rusia," ujar Nico dalam risetnya, Rabu (23/2/2022).
Baca juga: Mengapa Rusia Akui Kemerdekaan Wilayah Separatis Ukraina?
Dia menjelaskan, invasi awal telah mendorong berbagai komoditas mengalami kenaikkan, di mana tentu saja hal ini akan menyulitkan nantinya bagi langkah Bank Sentral AS atau The Fed dalam membuat keputusan.
Baca juga: Presiden Vladimir Putin Tempatkan Pasukan Rusia di Wilayah Separatis Ukraina
Sanksi ini bermula ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mulai mengakui dua Republik separatis yang memproklamirkan dirinya di Ukraina Timur sebagai negara merdeka.
Biden mengatakan, AS memberlakukan sanksi komprehensif pada penerbitan utang negara, di mana itu aritnya Amerika telah memutuskan Pemerintah Rusia terkait masalah pembiayaan dari sisi barat.
Dengan demikian, Rusia tidak bisa lagi mengumpulkan uang dari Barat dan tidak bisa memperdagangkan obligasi barunya di pasar Amerika atau di Eropa.
Dalam jangka pendek, mungkin sanksi tersebut belum terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika, tapi secara jangka panjang hal tersebut akan menghambat prospek pertumbuhan ekonomi di Rusia.
"Inggris juga tidak mau kalah dalam memberikan sanksi pemirsa Inggris akan memberikan sanksi kepada 5 bank Rusia dan 3 individu yang memiliki kekayaan bersih tinggi. Sanksi tersebut akan mencakup berbagai bank, termasuk di antaranya Rossiya, IS Bank, General bank, Promsvyazbank, dan Black Sea Bank," kata Nico.
Sementara itu, individu yang juga mendapatkan sanksi tersebut adalah, Gennady Timchenko, Boris Rotenberg, dan Igor Rotenberg.