Laporan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, dampak ketegangan antara Rusia dan Ukraina paling terasa ke sektor keuangan Indonesia.
Sebab, pada hari ini saat invasi Rusia dimulai, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah bergerak ke level Rp 14.500.
"Rupiah melemah dan ini akan terus bergerak, diperkirakan mendekati level Rp 15 ribu, jika kondisi konflik eskalasinya semakin meluas dan melibatkan banyak negara," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Sukses Raup Cuan Miliaran Rupiah, Ghozali Everyday Kini Jadi Bintang Iklan TV
Menurut dia, ini akan menimbulkan instabilitas, dan tentunya merugikan proses pemulihan dan moneter di Indonesia, karena juga bertepatan dengan tapering off dan kenaikan suku bunga di negara-negara maju.
Sementara, dampak kedua adalah efek dari harga komoditas, di mana minyak mentah sudah tembus di atas 100 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Baca juga: IHSG Selasa Merosot Sepanjang Hari, Turun 40,97 poin ke 6.861, Asing Catat Net Buy Rp 847 Miliar
Bhima menambahkan, kenaikan harga minyak akan meningkatkan inflasi dan membuat biaya logistik hingga barang-barang kebutuhan pokok lebih mahal.
"Efeknya adalah harga kebutuhan pokok semakin meningkat, daya beli semakin rendah, dan subsidi energi membengkak cukup signifikan," pungkasnya.