Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Divisi Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Alma Sjafrina mengatakan kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng yang terjadi sampai hari ini seharusnya sudah bisa dibaca serta diantisipasi oleh pemerintah.
Hal ini disampaikan Alma dalam diskusi daring 'Dibalik Minyak Goreng Langka dan Mahal', Jumat (25/2/2022).
"Sebetulnya apa yang terjadi hari ini, kelangkaan minyak goreng dan harganya sempat meroket dan lain - lain, itu seharusnya dapat dibaca dan diantisipasi pemerintah," kata Alma.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Indonesia Terancam Melonjak Imbas Perang Rusia-Ukraina
Kata Alma, jika biangkerok kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng akibat harga CPO yang naik, maka semestinya pemerintah sudah bisa memprediksi terkait kenaikan harga tersebut.
Sebab potensi kenaikan harga CPO internasional bisa terlihat dalam data.
"Kalau disebut masalah utamanya harga CPO-nya datanya sudah ada dapat dibaca, dapat diprediksi," ujarnya.
Akibatnya, pemerintah bisa dikatakan gagal dalam memitigasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng yang seharusnya bisa dipetakan sebelumnya.
Selain itu, upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah minyak goreng ini juga dipandang tidak efektif.
Baca juga: Pedagang di Klaten Jawa Tengah Jual Minyak Goreng Secara Bundling, Segini Harganya
Pasalnya dalam kurun waktu satu bulan antara Januari - Februari, kebijakan terkait minyak goreng kerap berganti.
"Dan ini meledak menjadi satu persoalan yang masih muncul di banyak daerah, kami melihat pemerintah bisa dikatakan gagal memitigasi kelangkaan dan kenaikan minyak goreng yang seharusnya dapat dipetakan sebelumnya," kata Alma.
"Ini menunjukkan pemerintah tidak cukup sigap menangani masalah minyak goreng yang sebetulnya jadi kebutuhan pokok, tidak hanya rumah tangga tapi juga UMKM," pungkas dia.(*)