News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Nilai Tukar Rupiah Tertekan Konflik Rusia-Ukraina, Melemah 0,26 Persen Sepekan Ini

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI. Karyawan money changer memperlihatkan mata uang dollar AS dan rupiah RI di sebuah gerai money changer di Jakarta.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik Rusia-Ukraina membuat nilai tukar rupiah tertekan dalam sepekan ini. Pengalihan investasi ke aset safe haven seperti dolar Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab pelemahan kurs rupiah.

Di pasar spot, Jumat (25/2), rupiah menguat 0,19% ke Rp 14.364 per dolar AS. Dalam sepekan rupiah melemah 0,26%.

Di Kurs Jisdor versi Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,01% ke Rp 14.369 per dolar AS. Sementara dalam sepekan kurs rupiah Jisdor melemah 0,21 persen.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana mengamati pergerakan rupiah di awal pekan masih bisa stabil karena disokong capital inflow yang masuk di pasar saham.

Namun, di pertengahan pekan hingga akhir pekan situasi Rusia dan Ukraina semakin memanas. Alhasil, penguatan rupiah tidak bisa berlanjut.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina yang Semakin Panas Bikin Rupiah Jadi Melemah

Lukan Leong Analis DCFX Futures mengatakan di awal pekan rupiah bergerak stabil karena belum ada ekspektasi Rusia dan Ukraina akan melakukan penyerangan dalam waktu cepat.

Sebaliknya fundamental dalam negeri solid dan berhasil menjaga nilai tukar rupiah.

Baca juga: Dampak Perang Rusia dan Ukraina: Rupiah Dekati Rp 15 Ribu, Harga-harga Bisa Naik

Namun, perang Rusia dan Ukraina yang meledak, memicu ketidakpastian. Alhasil, risk off terjadi dan mata uang emerging markets seperti rupiah tidak lepas dari koreksi.

Fikri memproyeksikan rupiah berpotensi kembali bergerak stabil karena tersokong rilis data ekonomi dalam negeri yang juga diproyeksikan positif.

"Harga komoditas naik, cadangan devisa diproyeksikan juga membaik dan diharapkan capital inflow bisa terus terjadi baik di pasar saham maupun obligasi," kata Fikri.

Lukman juga memandang pelaku pasar masih diselimuti kekhawatiran. Pelemahan rupiah masih berpotensi terjadi di pekan depan.

Sepekan depan, Fikri memproyeksikan rentang rupiah berada di Rp 14.250 per dolar AS hingga Rp 14.450 per dolar AS. Sedangkan Lukman mengekspektasikan rentang rupiah di Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.500 per dolar AS.

Reporter: Danielisa Putriadita | Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini