Karena itu, Bhima mendesak pemerintah lakukan APBN perubahan untuk menyesuaikan kembali beberapa indikator, termasuk juga nilai tukar rupiah dan inflasi.
Menurut dia, inflasi bisa lebih tinggi dari perkiraan dan pemerintah bisa lakukan antisipasi, seperti melakukan tambahan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Tambahan dana PEN, yang sebagian mencakup stabilitas harga pangan dan energi ke dalam komponen anggaran PEN. Sebab, ini serius mengancam sekali terhadap pemulihan ekonomi di 2022," pungkas Bhima.
Rusia resmi memulai perang terhadap Ukraina hari ini, Kamis (24/2/2022) ditandai dengan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin kepada tentaranya untuk menggelar operasi militer dalam skala penuh terhadap Ukraina.
Suara ledakan dan dentuman terdengar di sejumlah tempat di Ukraina menandai agresi Rusia atas negara ini.
Hal ini memicu lonjakan harga minyak mentah di pasar global. Indeks minyak mentah Brent mencapai 100 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 pada Rabu malam.
Lonjakan harga ini sebagai reaksi pasar terhadap dimulainya serangan pasukan Rusia ke Ukraina, yang membuka peluang munculnya sanksi internasional yang dikhawatoirkan dapat mengganggu pasar energi.
Harga minyak mentah sendiri di pasar global terus meningkat selama lebih dari dua bulan karena ancaman aksi militer Rusia atas Ukraina.
Harga minyak terkerek lebih dari 40 persen dari posisi terendah awal Desember. Pada pukul 11:59 malam setempat pada hari Rabu, atau satu jam lebih setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus" di Ukraina.
Harga Minyak Mentah West Texas Intermediate naik 4,19 persen menjadi $96 per barel, menurut dasbor harga energi Bloomberg. Minyak Mentah Brent mencapai 101,25 dolar AS pada tengah malam, atau melonjak 4,5 persen.