Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menyusul beberapa perusahaan besar dunia yang memboikot Rusia, kini perusahaan furniture asal Swedia, IKEA dikabarkan juga ikut menutup seluruh toko dan pabriknya yang berlokasi di Rusia.
Aksi ini dilakukan IKEA akibat buntut dari invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina sejak pekan lalu. Tak hanya Rusia, pihak IKEA juga memberlakukan kebijakan yang sama untuk Belarusia, sekutu dari Vladimir Putin.
Tercatat sebanyak 17 toko serta tiga lokasi manafukatur milik IKEA resmi ditutup sejak Kamis (3/3/2022) kemarin.
Baca juga: Miliarder Rusia Kehilangan Kekayaan hingga Puluhan Miliar Dolar AS, Imbas Operasi Militer di Ukraina
Mengutip dari The Guardian, akibat adanya penutupan ini membuat 15.000 pekerja IKEA terpaksa diliburkan sementara, tanpa batas waktu yang ditentukan.
“Perang sudah memiliki dampak kemanusiaan yang besar. Hal ini juga mengakibatkan gangguan serius pada rantai pasokan dan kondisi perdagangan. Untuk semua alasan ini, grup perusahaan telah memutuskan untuk menghentikan sementara operasi IKEA di Rusia," ujar seorang perwakilan IKEA.
IKEA diketahui telah hadir di Rusia sejak tahun 2000- an. Keberadaanya yang diklaim sebagai salah satu perusahaan furniture terbesar di Rusia, membuat IKEA berhasil meraup keuntungan sebesar 1,6 billion euro dan menyumbang profit untuk negara beruang tersebut sebanyak 4 persen pertahun.
Belakangan pabrikan otomotif Volkswagen dan Ford, serta produsen minuman berakohol Diageo dikabarkan telah memberhentikan pasokan produknya.
Perusahaan ritel ternama seperti Boohoo, Mango, Asos, Burberry serta H&M juga ikut menangguhkan penjualan merek mereka diwilayah pimpinan putin tersebut.
Baca juga: Kasus Bullying Dialami Toko-toko yang Berbau Rusia di Tokyo Jepang
Tak hanya itu produsen perfilman dunia Walt Disney Company, Sony dan Warner Bros juga resmi menghentikan perilisan film mereka di Rusia.
Menyusul yang lainya, brand fashion asal London, M&S turut menangguhkan bisnis waralaba Turki di Rusia, hal ini juga membuat 48 toko dan 1.200 karyawan ikut terdampak.
Penangguhan tersebut diambil beberapa perusahaan diatas sebagai salah satu cara mereka untuk melemahkan pertahanan ekonomi Rusia selain itu juga sebagai bentuk penghormataan atas adanya krisis kemanusian yang menimpa Ukraina.