News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pasar Saham Sedang Cerah, Berikut Saham Pilihan Utuk Senin Esok

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kebersihan bekerja dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 2022 dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. IHSG ditutup naik 1,27 persen atau 83,83 poin menjadi 6.665,31 pada sesi II. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang ceria, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembuh 6.900.

Pada Jumat (4/3/2022) IHSG menguat 0,87% ke level 6.928,33 pada Jumat (4/3). Selama sepekan, IHSG naik 0,12%.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, IHSG bergerak fluktuatif dalam sepekan terakhir. Meski demikian, tercatat akumulasi net buy investor asing mencapai Rp 4,2 triliun.

Baca juga: Capai Rekor Lagi, IHSG Bertengger di 6.928 pada Jumat, Investor Asing Makin Galak

IHSG juga mencatatkan level penutupan tertinggi baru di 6.928,33 pada Jumat (4/3). Dus, Valdy memprediksi, IHSG berpeluang menguat dengan menguji level 6.950 pada Senin (7/3).

Investor asing mulai kembali melakukan selective buying pada saham-saham bluechip, seperti BBRI, TLKM, ASII, BBNI, PGAS dan UNTR. Valdy bilang, aham-saham tersebut dapat kembali diperhatikan di Senin (7/3).

Pelaku pasar juga dapat memperhatikan potensi penguatan lanjutan pada saham-saham komoditas seperti MDKA, AALI, LSIP dan HRUM yang juga dapat diperhatikan.

Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Bergerak di Kisaran 6.811-6.954, Tujuh Saham Ini Layak Dicermati

Saham tambang lain, seperti ANTM, ADRO, PTBA dan ITMG masih terindikasi dalam fase strong bullish. Namun, akumulasi beli sebaiknya tetap mewaspadai potensi normal pullback jangka pendek, mengingat Stochastic RSI menunjukan sinyal overbought.

“Stocks pick tersebut tidak terlepas dari sentimen lonjakan harga komoditas yang turut dipicu kekhawatiran supply ditengah eskalasi konflik Rusia-Ukraina dan serangkaian sanksi ekonomi,” tulis Valdy dalam risetnya, Jumat (6/3).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini