News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Live Report: Diblokir Barat, UnionPay Besutan China Jadi Alternatif Pembayaran Internasional Perbankan Rusia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. Diblokir Barat, UnionPay Besutan China Jadi Alternatif Pembayaran Internasional Perbankan Rusia
  • 28 Dec 2024 03:30

    Live Report: Diblokir Barat, UnionPay Besutan China Jadi Alternatif Pembayaran Internasional Perbankan Rusia

    Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

    TRIBUNNEWS.COM, CHINA – Usai diblokir dari layanan SWIFT serta jasa keuangan Visa dan Master Card, Rusia memutuskan beralih ke sistem UnionPay buatan China.

    Dilansir dari Fox Business, langkah ini diambil Vladimir Putin setelah aksi invasinya ke Ukraina mendapat beragam kecaman dari berbagai negara dunia, hingga menimbulkan sanksi ekonomi global.

    Bahkan akibat dari adanya sanksi ini membuat para perusahaan internasional Rusia sulit melakukan transaksi dengan negara lain.

    Baca juga: Diblokir dari Sistem SWIFT, Rusia Siapkan Alternatif Untuk Pembayaran di Pasar Internasional

    Hal ini lantas memicu adanya penurunan pada nilai mata uang Rusia, tercatat hingga Senin (7/3/2022) rubel merosot drastis ke level terendah di angka 9,1 persen dengan nilai perdagangkan sekitar 110 per dolar.

    Demi meminimalisir merebaknya kerugian di sektor ekonomi, China memberikan penawaran baru bagi negara pimpinan Putin untuk mengakses layanan pembayaran global buatannya yang dinamai UnionPay.

    Pemerintah China menyatakan hadirnya UnionPay yang telah berkembang secara global digadang – gadang bisa menggantikan penggunaan sistem pembayaran global SWIFT.

    UnionPay sejauh ini dapat digunakan untuk pembayaran online di lebih dari 200 negara, sementara untuk pembayaran offline kartu UnionPay kini telah diterima di 180 negara di berbagai penjuru dunia.

    Ilustrasi SWIFT
    Ilustrasi SWIFT (Shoshana Gordon/Axios)

    Nantinya agar sistem pembayaran baru ini dapat digunakan masyarakat Rusia, pemerintah China menghimbau agar negara beruang merah tersebut segera menerbitkan kartu kerdit yang menggunakan sistem operator kartu UnionPay Chin.

    Setelah sukses digabungkan dengan jaringan Mir atau Maximum Informastion Rate milik Rusia, sistem UnionPay nantinya bisa langsung digunakan masyarakat Rusia untuk melakukan transaksi internasional.

    Dikabarkan beberapa perbankan Rusia kini sudah mulai menggunakan sistem pembayaran UnionPay, diantaranya seperti Sberbank, Alfa Bank, Tinkoff, Pochta Bank, Gazprombank, Promsvyazbank, serta Sovcombank dan beberapa bank kecil lainnya.

    Salah satu perwakilan Alfa Bank Rusia berharap dengan adanya sistem pembayaran internasional ini, dapat membantu kegiatan perekonomian negara agar transaksi perusahaan asal Rusia mulai Kembali bekerja diseluruh Dunia.

    Baca juga: Visa dan Mastercard Resmi Hentikan Layanan Keuangan di Rusia

    Pemerintah AS dan Uni Eropa akan Hapus Bank Rusia dari Jaringan SWIFT

    Amerika Serikat dan Uni Eropa mengumumkan rencana untuk menghapus bank-bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

    Melansir dari theblockcrypto.com, Minggu (27/2/2022) kelompok yang terdiri dari komisi Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat memberikan pengumuman ini setelah munculnya spekulasi yang berkembang beberapa hari ini, mengenai rencana untuk menghapus bank Rusia dari sistem SWIFT.

    Langkah ini juga sebagai tanda pembalasan terhadap invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

    Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) merupakan jaringan pengiriman untuk pesanan pembayaran yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia. Menurut laporan Al Jazeera, lebih dari 300 lembaga keuangan di Rusia terhubung ke SWIFT.

    Dalam pernyataannya, kelompok tersebut berkomitmen agar bank-bank Rusia terpilih akan dihapus dari sistem SWIFT, dan memastikan bank-bank ini terputus dari sistem keuangan internasional yang dapat menghentikan upaya bank-bank Rusia beroperasi secara global.

    Baca juga: Apa Sebenarnya Sistem Pembayaran SWIFT?

    Selain itu, kelompok tersebut menjanjikan tindakan pembatasan yang dapat mencegah Bank Sentral Rusia menyebarkan cadangan internasionalnya. Langkah ini dilakukan saat pertempuran di Ukraina meningkat, khususnya saat militer Rusia bergerak semakin dekat ke ibu kota Ukraina, Kyiv.

    Pemerintah Ukraina diketahui telah memulai permintaan sumbangan dalam bentuk cryptocurrency untuk membantu mendanai upaya perangnya.

    Data terakhir pada Sabtu (26/2/2022) kemarin, total donasi yang terkumpul dalam bentuk bitcoin, eter, dan aset berbasis Ethereum lainnya mencapai lebih dari 4 juta dolar AS.

    Visa dan Mastercard Resmi Hentikan Layanan Keuangan di Rusia

    Perusahaan kartu kredit Visa dan Mastercard menghentikan layanan keuangan di Rusia dan bergabung dengan perusahaan internasional lainnya yang menghentikan kegiatan bisnis dengan Rusia karena invasi Rusia ke Ukraina.

    Sebelumnya, muncul permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Sabtu lalu (5/3/202) agar dunia bisnis internasional menghukum sektor keuangan Rusia demi semakin mengisolasi ekonomi Rusia.

    Baca juga: Mengenal SWIFT, Sistem Perbankan Global yang Jadi Sanksi untuk Rusia

    Dilansir dari Aljazeera, Senin (7/3/2022), Mastercard mengumumkan kartu yang dikeluarkan oleh perbankan Rusia tidak akan lagi didukung oleh jaringannya dan kartu apa pun yang diterbitkan di luar negeri tidak akan berfungsi di toko atau ATM Rusia.

    “Kami tidak menganggap enteng keputusan ini,” kata Mastercard dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan keputusan itu diambil setelah berdiskusi dengan pelanggan, mitra, dan pemerintah.

    Visa juga mengatakan kartu yang diterbitkan di Rusia tidak akan lagi berfungsi di luar negeri, kemudian pihaknya akan bekerja dengan klien dan mitra di Rusia untuk menghentikan semua transaksi Visa dalam beberapa hari mendatang.

    “Kami dipaksa untuk bertindak menyusul invasi Rusia ke Ukraina, dan peristiwa yang tidak dapat diterima yang telah kami saksikan,” kata Ketua dan Chief Executive Officer Visa, Al Kelly dalam sebuah pernyataan.

    Sementara, Presiden AS Joe Biden, dalam panggilan telepon dengan Zelenskyy, menyambut baik keputusan perusahaan.

    Presiden Biden mendesak pemerintahan nya untuk segera memberikan bantuan keamanan, kemanusiaan, dan ekonomi ke Ukraina serta bekerja sama dengan Kongres untuk mengamankan dana tambahan.

    Kedua raksasa kartu kredit itu telah mengumumkan akan mematuhi sanksi AS dan internasional yang dijatuhkan pada Rusia setelah invasi 24 Februari.

Berita Populer