News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sanksi ke Rusia Berlebihan, Harga Komoditas Bakal Naik ke Level Tertinggi, Begini Analisa Pengamat

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden, saslah satu pemimpin negara yang memberikan sanksi kepada Rusia

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik di Eropa antara Rusia dan Ukraina hingga hari ini (7/3/2022) belum juga berakhir. Kondisi tersebut tentunya mempengaruhi perekonomian global dan fluktuasi harga sejumlah komoditas dunia.

Analis pasar uang dan komoditas sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, kenaikan harga komoditas dijadikan umpan bagi para spekulan untuk menjatuhkan negara-negara yang notabene memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia dan Belarusia.

“Yang membuat harga komoditas mengalami kenaikan bukan di sebabkan oleh Rusia menginvasi Ukraina, namun sanksi yang berlebihan di lakukan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris terhadap Rusia dan Belarusia,” jelas Ibrahim, Senin (7/3/2022).

Baca juga: Rusia Siap Berikan Balasan Keras untuk Inggris, Buntut Sanksi Ekonomi hingga Bantu Ukraina

“Setelah sanksi ekonomi diterapkan, maka para spekulan di berbagai negara melakukan aksi beli yang tak terbatas membuat lonjakan harga komoditas yang tak wajar, dan ini sebenarnya menjadi serangan telak bagi negara-negara yang memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia dan Belarusia,” lanjutnya.

Ibrahim kembali mengungkapkan, sebenarnya tanpa adanya ikut campur pihak ketiga, harga komoditas tidak mungkin mengalami lonjakan yang signifikan.

“Ini semua dampak AS, NATO dan Inggris yang terlalu gegabah dalam memberikan sanksi ekonomi,” ucap Ibrahim.

Baca juga: Invasi Rusia Hari Ke-11: Zelensky Telepon Biden Bahas Sanksi Rusia, Kota Mariupol Lumpuh Tanpa Air

Dirinya kembali mengatakan, dampak dari sanksi tersebut membuat harga-harga komoditas seperti minyak mentah, emas, gas alam, batubara, nikel dan lainnya mengalami kenaikan yang tidak wajar.

Harga emas dalam hitungan Maret 2022 bisa menyentuh 2.150 dolar AS per troy ounce/ logam mulia Rp1.150.000 per gram, minyak mentah WTI bisa menyentuh 200 dolar AS per barel, hingga batubara 600 dolar AS per ton.

Bahkan Bitcoin diprediksi juga ikut terdampak, yakni mampu menembus angka 45.000 dolar AS per koin.

Baca juga: 1.980 Orang Terjaring Razia Masker di Jakarta Selatan, Dikenakan Sanksi Kerja Sosial

“Disamping itu dengan lonjakan harga yang terus naik, Bank Sentral Amerika (The Fed) dalam pertemuan di tanggal 15 Maret 2022 kemungkinan akan menahan suku bunga sampai perang benar-benar sudah berhenti,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Rusia merupakan salah satu negara penghasil komoditas terbesar di dunia. Mulai dari minyak, emas, gas alam, hingga sejumlah komoditas pertanian. Sehingga, apabila negara tersebut mengalami konflik atau mendapat sanksi ekonomi, ,aka harga komoditas dunia bakal ikut terpengaruh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini