“Jelas bahwa pada saat-saat seperti itu permintaan masyarakat untuk kelompok barang tertentu selalu meningkat, tetapi kami tidak ragu bahwa kami akan menyelesaikan semua masalah ini sambil bekerja dengan tenang,” katanya.
“Secara bertahap, orang akan menyesuaikan diri, mereka akan mengerti bahwa tidak ada peristiwa yang tidak bisa kita tutup dan selesaikan.”
Putin mencatat bahwa Rusia adalah produsen utama pupuk pertanian, dan mengatakan akan ada "konsekuensi negatif" yang tak terhindarkan untuk pasar pangan dunia jika Barat membuat masalah bagi Rusia.
Reuters memberitakan Menteri pertaniannya melaporkan pada pertemuan itu bahwa ketahanan pangan negara itu terjamin.
Baca juga: Donasi Kripto untuk Ukraina Terus Melonjak, Berhasil Terkumpul 108 Juta Dolar AS
Berbicara pada pertemuan yang sama, Menteri Keuangan Anton Siluanov menyebutkan Rusia telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi arus keluar modal dan bahwa negara itu akan membayar utang luar negerinya dalam rubel, bukan dalam dolar.
“Selama dua minggu terakhir, negara-negara Barat pada dasarnya mengobarkan perang ekonomi dan keuangan melawan Rusia,” katanya.
Siluanov mengatakan Barat telah gagal memenuhi kewajibannya kepada Rusia dengan membekukan cadangan emas dan mata uang asingnya. Itu mencoba menghentikan perdagangan luar negeri, katanya.
“Dalam kondisi seperti ini, prioritas kami adalah menstabilkan situasi di sistem keuangan,” kata Siluanov.
Uni Eropa Kesulitan Energi
Sementara Fortune menyebutkan Uni Eropa yang terlena, setelah bertahun-tahun tergantung dari energy Rusia, sekarang jadi tersentak manakala negeri Beruang Merah itu akan menghentikan pasokannya.
Kebijakan berubah secara real time ketika para pemimpin politik di ibu kota di seluruh Eropa mengadopsi posisi baru dari hari ke hari dan rudal mendarat di Kyiv.
Padahal, selama ini 38 persen kebutuhan gas Uni Eropa disediakan oleh Rusia. Eropa menghabiskan sebanyak 1 miliar dolar per hari untuk membayar batu bara, gas, dan minyak yang diimpor dari Rusia — secara tidak langsung mendanai mesin perang yang sedang beroperasi di Ukraina.
“Karena apa yang terjadi di Rusia, tidak ada tabu dalam pilihan yang dapat dibuat oleh negara-negara anggota,” kata Frans Timmermans, Ketua bidang iklim UE.
Baca juga: Menlu Rusia: Jalur Belarus Tetap Jadi Fokus Dialog Rusia dan Ukraina
Dia menyerahkan kepada masing-masing negara untuk memutuskan apakah mereka akan mengganti pembakaran lebih banyak bahan bakar fosil dalam jangka pendek dengan meningkatkan investasi dalam energi terbarukan. Dalam praktiknya keduanya akan terjadi — kenaikan batu bara, minyak dan gas yang diimpor dari sumber non-Rusia serta dorongan untuk memperluas tenaga surya, angin, dan nuklir.