Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Startup lokal Indonesia, Bananas mengambil kesempatan untuk mengoptimalkan potensi layanan online groceries yang belum tergarap maksimal.
Sebagai negara berpenduduk besar, Indonesia masih memiliki peluang mengembangkan layanan online groceries (kebutuhan sehari-hari).
Founder & CEO Bananas Mario Gaw mengatakan pandemi Covid-19 membuat pasar quick commerce tumbuh pesat.
Baca juga: Platform 99% Usahaku Hubungkan Pelaku UMKM Dengan Mitra Grosir Terpercaya
“Kami memungkinkan pelanggan untuk dapat berbelanja ribuan barang kebutuhan sehari-hari secara cepat dalam hitungan menit dengan pilihan variasi produk yang beragam, fresh dan harga kompetitif,” kata Mario di Jakarta, Rabu (16/3/2022).
Menurutnya, layanan quick commerce masih terbilang baru di Indonesia.
Di banding negara maju, pasar quick commerce sangat tinggi dan bersaing.
“Kami melihat adanya peluang sangat besar pada groceries market ini terutama mengingat besarnya populasi masyarakat Indonesia dan besarnya pasar untuk barang kebutuhan sehari-hari yang belum tergarap,” imbuhnya.
Baca juga: Gara-gara Odong-odong, Toko Grosir di Klaten Terbakar, Kerugian Capai Rp 500 Juta
Bananas pada awal bulan Februari lalu juga mengumumkan telah mendapat pendanaan awal sebesar 1 juta dolar AS yang dipimpin oleh East Ventures, dengan partisipasi dari SMDV, ARISE, MDI Ventures dan beberapa angel investor lainnya.
Tidak hanya itu, Bananas juga diterima dalam Y Combinator Winter 2022, sehingga Bananas berhasil mendapatkan dana tambahan sebesar 500 ribu dolar AS.
Dengan demikian, total pendanaan awal yang berhasil dihimpun perusahaan rintisan ini menjadi sebesar 1,5 juta dolar AS (sekitar 21,5 miliar rupiah).