Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, transaksi ekonomi dan keuangan digital terus mengalami perkembangan pesat.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pada Februari 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 41,35 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp27,1 triliun.
Kemudian nilai transaksi digital banking meningkat 46,53 persen (yoy) menjadi Rp3.732,8 triliun.
“(Hal tersebut terjadi) seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking,” ucap Perry dikutip dalam keterangannya, Jumat (18/3/2022).
Dirinya melanjutkan, inovasi sistem pembayaran terus didorong, termasuk akseptasi transaksi BI-FAST melalui perluasan kanal layanan, pendampingan kepada peserta, dan edukasi kepada masyarakat.
Baca juga: Ikatan Alumni Harvard: Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Sudah Tepat
Tak hanya sampai di situ, guna mendorong konsumsi masyarakat, BI tetap melanjutkan implementasi program SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS untuk mendukung pencapaian 15 juta pengguna baru QRIS pada 2022.
“Koordinasi dengan Pemerintah terus dilakukan dalam rangka memperkuat sinergi dan percepatan digitalisasi pembayaran melalui akselerasi elektronifikasi bansos, transaksi Pemda, dan transportasi,” papar Perry.
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 2,88 persen (yoy) menjadi Rp596,2 triliun.
Di sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Februari 2022 meningkat 12,49 persen (yoy) mencapai Rp881,5 triliun.
“Bank Indonesia akan melanjutkan akselerasi digitalisasi dan memperkuat sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal dalam rangka mendorong konsumsi masyarakat untuk mendukung pemulihan ekonomi,” pungkasnya.