Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petrokimia Gresik terus memperluas kerja sama Program Makmur untuk petani tebu dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Grup.
Perluasan kerja sama ini tercantum dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo bersama enam pimpinan anak perusahaan PTPN III holding, yakni PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV di Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Menteri BUMN Minta PTPN Group Dukung Ketahanan Pangan dan Energi Nasional
Dwi Satriyo menyampaikan esensi dari MoU ini adalah kerja sama antara BUMN dengan petani dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan petani tebu.
Hal ini sesuai dengan tujuan Program Makmur yang merupakan akronim dari “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat”.
Lebih lanjut Dwi Satriyo menyebutkan bahwa sebelumnya pada tahun 2021 Petrokimia Gresik telah melaksanakan kerjasama program Makmur dengan PTPN X dan PTPN XI.
Kini, di bawah komando Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik akan memperluas jaringan kerja sama Program Makmur dengan anak perusahaan PTPN III holding lainnya yang bergerak di sektor tebu.
“Peran Program Makmur bagi petani tebu menjadi sangat penting, karena gula merupakan salah satu komoditas strategis nasional. Untuk bisa menghasilkan produktivitas dan rendemen yang tinggi, maka dibutuhkan sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk dan pestisida yang akan dibantu penyediaannya melalui Program Makmur,” ujar Dwi Satriyo dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Senin(21/3/2022).
Baca juga: Dukung Program Makmur, Petrokimia Gresik Jamin Ketersediaan Stok Pupuk Non Subsidi
Adapun Program Makmur kolaborasi Petrokimia Gresik dengan PTPN Grup ini akan dilaksanakan di lima provinsi yakni Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, dengan target luasan lahan mencapai 60.223 hektar.
“Kami targetkan petani yang terlibat mencapai 28.339 orang dari lima provinsi tersebut,” ujar Dwi Satriyo.
Dalam kerja sama ini, PTPN Grup berperan sebagai off taker atau pembeli tebu hasil Program Makmur untuk memberikan jaminan pasar kepada para petani. Sedangkan Petrokimia Gresik berperan dalam menjamin ketersediaan dan harga pupuk non-subsidi, sekaligus memberikan kawalan budidaya pertanian.
Di antaranya melalui layanan Mobil Uji Tanah (MUT), konsultasi teknologi pemupukan, rekomendasi dosis pupuk, dan pelaksanaan demonstration plot (demplot) jika dibutuhkan.
“Selain pupuk, kami di Petrokimia Gresik juga memiliki anak perusahaan yang memproduksi pestisida dan insektisida, sehingga kawalannya lengkap,” imbuh Dwi Satriyo.
Di tempat yang sama, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) selaku induk holding Petrokimia Gresik menyebutkan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir telah membentuk Project Management Office (PMO) Makmur, dengan komoditas utama padi, jagung, tebu, dan kopi.
“Untuk itu, kami meminta kepada seluruh anak perusahaan dan perusahaan afiliasinya untuk ikut membantu perluasan program Makmur,” tandas Gusrizal.(Willy Widianto)