Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) menyatakan, semua pemangku kepentingan di industri pertelevisian nasional mesti berhati-hati.
Sebab dengan jumlah kue iklan turun karena pandemi Covid-19, ditambah jumlah pemain semakin banyak, maka industri ini harus dikelola secara baik agar tidak kolaps seperti di negara tetangga.
"Inilah dituntut kehati-hatian kita nanti dalam mengelola industri ini. Kalau tidak, nanti kolaps seperti terjadi di Thailand ya," ujar Sekretaris Jenderal ATVSI Gilang Iskandar dalam acara "Hasiarnas Sebagai Momentum untuk Mendorong Masyarakat Beralih ke Siaran Digital", Senin (28/3/2022).
Dia memperkirakan, selain jumlah pemain baru akan bertambah, model bisnis di industri pertelevisian juga mengalami perubahan.
Baca juga: Jangan Gagal Paham, Migrasi TV Digital Bukan Soal Internet
Berdasarkan data, terdapat sekira 700-an izin siaran TV analog dan bakal ada tambahan lagi sebanyak 103 dari jalur digital.
"Pemainnya katakan 700 ini tetap dan ada 103 izin baru sudah dikeluarkan, sehingga 800 lebih stasiun televisi akan bersiaran pada era digital. Bapak Ibu bayangkan, kue iklan tidak sebegitu naiknya, apalagi kondisi kue iklan sekarang belum pulih ke sebelum ada pandemi Covid-19, sama halnya dengan ekonomi kita," kata Gilang.
Baca juga: Siaran Digital KompasTV dalam Format HD Sudah Dapat Ditonton di Sejumlah Kota Indonesia
Tetapi, menurut dia ini nantinya akan bersifat alami, atau artinya adalah pandemi Covid-19 membuat pelaku bisnis menyesuaikan kembali strategi dalam bersaing.
"Satu di antara hikmah Covid-19 ini nanti kita juga akan merubah strategi bersaing supaya bisa bertahan. Dengan demikian, yang tidak tepat strateginya, pasti akan rontok dan seleksi alami akan terjadi dari 800 itu paling hanya berapa yang bertahan, kita lihat saja nanti," pungkasnya.