Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bawah pendapatan negara pada APBN 2023 diproyeksikan pada kisaran antara Rp2.255,5 triliun hingga Rp2.382,6 Triliun.
"Untuk tahun depan pendapatan negara diperkirakan mencapai 11,28 hingga 11,76 persen dari PDB, ini berarti pada kisaran antara Rp2.255,5 triliun hingga Rp 2.382,6 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani usai sidang kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, (14/4/2024).
Sementara itu untuk belanja negara, pemerintah memproyeksikan pada kisaran antara Rp2.818,1 triliun hingga Rp2.979,3 triliun.
Belanja negara tersebut terdiri dari belanja pusat yaitu antara Rp2.017 triliun hingga Rp2.152 triliun dan transfer ke daerah yang akan berkisar antara 800 hingga 826 triliun.
Baca juga: HIPMI Dukung Kebijakan 40 Persen Anggaran Belanja untuk Serap Produk UMKM
"Belanja negara tahun depan didesain pada kisaran 14,09 hingga 14,71 persen dari PDB," katanya.
Dengan proyeksi penerimaan dan belanja negara tersebut, maka defisit APBN 2023 dirancang pada kisaran Rp562,6 triliun hingga 596,7 triliun atau berarti 2,81 hingga 2,95 persen dari PDB.
Baca juga: Realisasi Sementara APBN 2021, Defisit Jauh Lebih Kecil di 4,65 Persen
"Ini artinya kita akan melaksanakan undang-undang 2 tahun 2020 dimana defisit APBN tahun 2023 akan kembali dibawah 3 persen, namun pada saat yang sama APBN akan tetap mendukung pemulihan ekonomi dan juga untuk terus mendukung program-program pembangunan nasional," pungkasnya.