Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) resmi memberlakukan sanksi pembatasan kepada sejumlah bankir Rusia.
Rinciannya, sanksi ini diberlakukan kepada 8 bankir senior Sberbank, 27 bankir dari Gazprombank, dan Moscow Industrial Bank serta 10 anak perusahaannya.
Pernyataan ini disampaikan Gedung Putih dalam lembar fakta.
"Amerika Serikat juga memberikan sanksi kepada 8 eksekutif dari Sberbank, lembaga keuangan terbesar di Rusia dan sangat penting bagi perekonomian Rusia yang memegang sekitar sepertiga dari semua aset bank di Rusia," kata dokumen itu.
Dikutip dari laman TASS, Senin (9/5/2022), dokumen tersebut juga menyebut bahwa pemerintah AS memberikan sanksi pula terhadap 27 eksekutif dari Gazprombank.
Perlu diketahui, Gazprombank merupakan bank terkemuka Rusia yang memfasilitasi bisnis salah satu eksportir gas alam terbesar di dunia, Gazprom Rusia.
Baca juga: Bankir Top Jerman Peringatkan Negaranya Bakal Hadapi Gelombang Kebangkrutan
Selain itu, sanksi juga diberlakukan terhadap Moscow Industrial Bank serta 10 anak perusahaannya.
"Kami tidak memberikan sanksi kepada Gazprombank dengan cara yang sama seperti yang kami lakukan dengan Sberbank atau VTB atau bank terbesar lainnya. Ini bukan blok penuh. Kami tidak membekukan aset Gazprombank atau melarang transaksi apapun dengan Gazprombank," jelas seorang pejabat senior administrasi AS.
Baca juga: Para Pemimpin G7 Sepakat akan Setop Impor Minyak dari Rusia
Apa yang diisyaratkan AS, kata dia, adalah bahwa Gazprombank bukanlah tempat yang aman.
"Jadi kami memberi sanksi kepada beberapa eksekutif bisnis puncak mereka. Mereka adalah orang-orang yang duduk di puncak organisasi, ini hanya untuk menciptakan efek yang mengerikan," tegas pejabat itu.
Menurutnya, Gazprombank adalah cara utama di mana Rusia dapat menjual gas ke Eropa.
"Itulah mengapa kami berhati-hati untuk menutup operasinya, sementara Eropa masih mengimpor gas dari Rusia. Namun kami tidak ingin Gazprombank dilihat sebagai tempat yang aman, dan itulah mengapa kami mengambil tindakan terhadap orang-orang tertingginya," kata pejabat itu.
Sanksi skala besar ini memang sengaja diberlakukan terhadap Rusia terkait dengan perkembangan situasi perang di Ukraina.
Karena negara itu telah melakukan invasi terhadap Ukraina sejak Februari lalu.
Politisi Barat tertentu pun tidak menyangkal bahwa perang ekonomi melawan Rusia pada dasarnya merupakan bagian dari masalahnya.
Hal ini turut diakui Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan bahwa kebijakan untuk menghalangi Rusia adalah strategi jangka panjang yang diambil oleh negara Barat.