Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pencabutan larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya didukung oleh dua faktor.
Menurut Airlangga, kedua faktor tersebut adalah pasokan dan harga minyak goreng curah yang telah kembali stabil.
“Berdasarkan data pasokan yang semakin terpenuhi dan terjadinya tren penurunan harga di berbagai daerah," kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Baca juga: MAKI Akan Bawa Sejumlah Data Dugaan Monopoli dalam Ekspor Minyak Goreng ke KPPU Siang Ini
"Untuk mempertahankan harga TBS petani rakyat maka Bapak Presiden telah memutuskan untuk mencabut larangan ekspor pada tanggal 23 Mei atau hari Senin minggu depan,” sambungnya.
Airlangga menambahkan sejak pelarangan ekspor berlaku 28 April 2022, Pemerintah telah melakukan langkah koordinasi serta evaluasi untuk melakukan pemantauan di lapangan.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dengan dengan harga terjangkau di masyarakat.
Dari sisi kebutuhan dan pasokan kebutuhan minyak goreng curah di dalam negeri sebesar 194.634 ton per bulan.
Sedangkan sebelum dilakukan kebijakan pelarangan ekspor, pasokan minyak goreng curah pada Maret 2022 hanya mencapai 64.626,52 ton atau 33,2 persen dari kebutuhan per bulan.
Baca juga: Jokowi Izinkan Ekspor Minyak Goreng Dibuka, Minta Tak Ada Lagi Penyelewengan yang Rugikan Rakyat
"Setelah dilakukan kebijakan pelarangan ekspor, pasokan minyak goreng curah pada April meningkat menjadi 211.638,65 ton per bulan atau 108, 74 persen dari kebutuhan yang melebihi kebutuhan bulanan nasional," tutur Airlangga.
Sementara dari sisi stabilisasi harga, sebelum pelarangan harga minyak goreng curah terpantau mencapai Rp19.800 per liter.
Namun sesudah pelarangan ekspor ini turun menjadi di kisaran Rp17.200 sampai Rp17.500 per liter.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan pencabutan kembali larangan ekspor produk minyak sawit termasuk minyak goreng dan Crude Palm Oil (CPO).
Jokowi menilai kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini sudah lebih baik.
Selain itu kepala negara juga mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit petani dan pekerja dan tenaga pendukung lainnya.
"Maka saya memutuskan ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022,” papar Presiden.