Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BONN – Setelah menggelar kongres di Königswinter, Jerman, para menteri keuangan dari kelompok G7 sepakat memberikan paket bantuan untuk Ukraina senilai 17,6 miliar Euro atau 18,4 miliar dolar AS.
Bantuan itu termasuk uang untuk peralatan militer, pelatihan dan senjata, serta miliaran dolar untuk bantuan kemanusiaan. Paket tersebut diberikan, setelah Presiden Ukraina Zelensky mengeluh tentang kondisi perekonomian negaranya yang kian hancur akibat serangan invasi Rusia.
Zelensky menyebut, setidaknya Kiev membutuhkan 5 miliar dolar AS per bulan untuk menjaga agar ekonomi negaranya tetap berjalan.
Paket bantuan ini akan diberikan kepada Ukriana selama beberapa bulan kedepan, karena bantuan yang diberikan G7 merupakan dana hibah sehingga nantinya pemerintah Ukraina tidak diwajibkan untuk melunasi dana bantuan tersebut.
“Kami berdiri di belakang Ukraina. Kami akan bekerja sama dengan sumber daya yang mereka butuhkan untuk melewati ini'," kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen saat menghadiri kongres G7.
Baca juga: Elite Ukraina Ingin Hapus Total Segala Pengaruh dan Simbol Rusia
Hadirnya bantuan ini lantas membawa angin segar bagi Ukraina mengingat dalam beberapa bulan terakhir perekonomian negaranya hancur akibat invasi, hingga menyebabkan putusnya aktivitas produksi ekspor impor yang memicu adanya inflasi sebesar 45 persen, menurut laporan Bank Dunia.
Baca juga: Amerika Terus Pasok Alutsista ke Ukraina, Terbaru AS akan Kirim Rudal Anti-Kapal Canggih untuk Kiev
Dilansir dari Euronews, paket bantuan yang diberikan anggota G7 diantaranya 7,5 miliar dolar AS dari pemerintah Amerika untuk mencukupi kebutuhan pembelian senjata serta peralatan perang Ukraina.
Tak hanya itu Jerman juga mengumumkan kontribusinya untuk memberikan uang tunai sebesar 1 miliar dolar AS, dengan maksud untuk memperbaiki kas pemasukan Ukraina dikuartal kedua tahun ini.
Pemerintah Inggris turut ikut menyediakan 62 juta dolar AS yang dikhususkan untuk memasok kebutuhan listrik Ukraina. "Kami sedang dalam proses mengumpulkan berbagai janji bantuan langsung untuk terus membiayai fungsi negara Ukraina dengan kemampuan kami," jelas menteri keuangan Jerman Christian Lindner.
Dengan suntikan dana tersebut, diharap ekonomi dan pertahanan Ukraina bisa kembali menguat, meski ditengah adanya invasi panas antara negaranya dengan Rusia.