Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Standard Charered Indonesia danai program senilai USD 300.000 atau sekira Rp 4,3 milyar untuk 400 peserta kaum muda, termasuk 240 orang perempuan dan 100 penyandang disabilitas.
Standard Chartered bekerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dalam program Futuremakers di Nusa Tenggara Timur untuk mendukung upaya peningkatan kondisi ekonomi kaum muda dan perempuan di wilayah tersebut.
200 orang muda dari Kota dan Kabupaten Kupang diharapkan dapat membuka usaha di sektor kerajinan yang ramah lingkungan. Misal, bisnis anyaman bambu atau tanaman Purun yang biasa ditemukan di dekat rawa.
Baca juga: Citibank Indonesia Kucurkan Dana Segar Dukung Kewirausahaan Kaum Muda
Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing, Indonesia & ASEAN Markets (AU, BN, PH), Standard Chartered Diana Mudadalam mengatakan, melalui fokus pada Lifting Participation, Standard Chartered secara global berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan 1 miliar orang dan komunitas mereka.
"Utamanta dengan memaksimalkan potensi keuangan perempuan dan usaha-usaha kecil di pasar-pasar inti di mana kami beroperasi. Upaya ini kami realisasikan khususnya di Indonesia antara lain lewat beragam program-program Futuremakers yang telah berlangsung sejak tahun 2019," tuturnya, Jumat (27/5/2022).
Sehubungan dengan pandemi COVID-19 yang melanda dunia, lanjut dia, Standard Chartered secara global mendonasikan sekira Rp 366,3 milyar untuk program Economic Recovery untuk membantu masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Baca juga: Gandeng Citibank, BNP Paribas Dukung Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
"Khusus untuk Indonesia, Standard Chartered telah mengalokasikan USD 1,1 juta (Rp 16,1 milyar) untuk berbagai program pelatihan yang berfokus pada wirausaha perempuan dan kaum muda yang terimbas oleh pandemi," ucapnya.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti berujar, peluncuran Futuremakers di Kupang, mengatakan program tersebut diharapkan bisa menjadi solusi ekonomi yang inklusif bagi kaum muda di Nusa Tenggara Timur.
"Para peserta Futuremakers juga diharapkan bisa menjadi contoh praktik bisnis ramah lingkungan yang tetap menguntungkan kaum muda di lingkungan sekitar," ujarnya.
Futuremakers mendukung kaum muda yang kurang beruntung, terutama anak perempuan dan orang-orang dengan gangguan penglihatan, untuk mempelajari keterampilan baru dan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau memulai bisnis mereka sendiri.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat menyampaikan, upaya Standard Chartered dan Plan Indonesia melalui Futuremakers dapat menjadi alternatif penghasilan baru bagi kaum muda NTT.
“Pemerintah Provinsi NTT mendorong penuh upaya Standard Chartered dan Plan Indonesia dalam hal pemberdayaan ekonomi kaum muda. Kami berharap program ini dapat menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menurunkan angka pengangguran terbuka di NTT yang mencapai 3,30 persen pada 2022," ujarnya.