Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah dan PT PGN Tbk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi di masa transisi energi dan target penurunan emisi sebesar 1.526 juta ton CO2 pada 2060.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, ke depan penggunaan bahan bakar fosil akan tetap digunakan, tetapi akan diimbangi dengan adanya berbagai energi baru terbarukan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Untuk gas bumi, kata Tutuka, Kementerian ESDM menargetkan dapat meningkatkan produksi gas bumi sebesar 12 bscfd pada tahun 2030.
Baca juga: PGN Bagi Dividen Rp 3 Triliun ke Pemerintah dan Pemegang Saham
Gas bumi ke depan akan dimanfaatkan sebagai energi transisi sebelum energi baru terbarukan 100 persen dan pemenuhan energi domestik untuk bahan bakar pembangkit, transportasi, industri, serta rumah tangga.
“Di sini jargas akan diperluas ke depan, diharapkan sudah ada skema pendanaan jargas KPBU dan swasta sehingga target 1 juta jargas per tahun bisa disetujui oleh Kemenkeu,” ujar Tutuka, Selasa (31/5/2022).
Selain jargas, Bahan Bakar Gas (BBG) juga akan ditingkatkan dan wilayah Semarang akan dijadikan sebagai percontohan, di mana jika dapat menjadi contoh yang menarik, maka akan dilakukan di wilayah-wilayah lain.
“Hal yang perlu kita lakukan untuk bisa melayani masyarakat dan mudah diakses adalah pengembangan infrastruktur. Di Indonesia Timur akan banyak pengembangan infrastruktur seperti FSRU untuk LNG dan konversi BBM ke gas pada pembangkit listrik, juga pembangunan Pipa Cisem akan dimulai dari Semarang ke Batang,” papar Tutuka.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar mengatakan, gas bumi di masa transisi, tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar sehingga akan jauh lebih sustain.
Baca juga: PGN Gandeng PRISM Energy Masuk Pasar LNG Internasional
"PGN melakukan pengembangan infrastruktur seperti gasifikasi di pembangkit listrik PLN sesuai Kepmen ESDM No 2/2022, kilang atau refinery, dan kawasan industri sehingga akan berampak positif bagi perekonomian nasional secara makro," ujarnya
Achmad menyebut, perseroan berharap bisa menjadi pengelola gas terintegrasi ke depannya, sehingga PGN akan fokus mengoptimasi stranded gas, beyond pipeline baik LNG maupun CNG, LNG trading, dan mini liquefaction sebagai bentuk infrastruktur yang terintegrasi.
“Pembangunan infrastruktur gas bumi PGN mendapatkan dukungan besar dari pemerintah. Berdasarkan dukungan tersebut, gas bumi memiliki peran penting di masa transisi sampai dengan tahun 2050 sebagai salah satu cadangan penyangga energi nasional," ucap Achmad.