News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mulai Unjuk Diri, Bank-bank Digital Rogoh Kocek Dalam-dalam Untuk Promosi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pada tahun-tahun pertama beroperasi, bank-bank digital kini mulai unjuk diri agar dikenal oleh masyarakat.

Mereka pun melakukan promosi besar-besaran dan tak segan merogoh saku dalam-dalam.

Seperti halnya bank konvensional, bank digital juga mesti adu strategi memperkenalkan diri ke masyarakat sehingga pada akhirnya bisa memikat para calon nasabah.

Terbaru, PT Allo Bank Indonesia Tbk melakukan kegiatan promosi besar-besaran dengan menyelenggarakan Allo Bank Festival 2022 pada 20 hingga 22 Mei 2022.

Baca juga: Pembayaran Digital Paylater di E-Commerce Terus Bertumbuh, Ini Penyebabnya 

Pada perhelatan itu, bank milik CT Group ini resmi meluncurkan aplikasi digitalnya.

Festival tersebut menghadirkan berbagai aktivitas mulai dari festival musik, food bazaar, job fair, beauty and travel fair, photobooth, dan art installations.

“Allo Bank berangkat dari visi dan misi untuk menjadi bank digital terbaik melalui aplikasi dengan layanan serba ada yang memanfaatkan ekosistem bisnis CT Corp untuk memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya," kata Chairman CT Corp, Chairul Tanjung baru-baru ini.

Jika menelisik laporan kinerja bank-bank digital pada kuartal I 2022, biaya promosi yang mereka tanggung melonjak.

Biaya promosi merupakan beban terbesar selain beban tenaga kerja yang juga sama-sama naik signifikan.

Peningkatan pesat beban pada dua pos tersebut membuat beberapa bank digital yang baru meluncur masih merugi.

Baca juga: Aset Digital Masih Bergejolak, Bank Of America Tunda Ekspansi ke Cryptocurrency

Pendapatan bunga dan fee based income (FBI) belum bisa menutupi beban besar yang harus ditanggung.

Selain lewat kegiatan-kegiatan marketing, biaya promosi yang dikeluarkan bank lewat program bunga simpanan yang melampaui tawaran dari bank tranditonal lainnya dan jauh lebih tinggi dari suku bunga penjaminan LPS.

PT Bank BCA Digital misalnya mengeluarkan biaya promosi sebesar Rp 28,4 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Itu meningkat 74,4 % secara year on year (YoY).

Adapun tahun 2021, biaya promosi bank ini mencapai Rp 72,1 miliar.

Biaya tenaga kerja BCA Digital juga melonjak 180,4 % YoY jadi Rp 26,6 miliar. Total beban perseroan selain bunga mencapai Rp 71,68 miliar.

Sementara pendapatan bunga bersihnya hanya Rp 49 miliar.

Alhasil, bank yang diluncurkan pada pertengahan 2021 ini menanggung rugi Rp 22,5 miliar, naik dari rugi Rp 5,6 miliar pada tiga bulan pertama tahun lalu.

Secara promosi bunga simpanan, BCA Digital memang tak segencar bank digital lainnya. Sejak tahun lalu, bank ini hanya menawarkan bunga simpanan paling tinggi 4 % .

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) menggelontorkan biaya promosi sebesar Rp 155,1 miliar pada kuartal I tahun ini atau naik 16,6 % YoY.

Sepanjang 2021, biaya promosi perseroan mencapai Rp 535,9 miliar, naik dari Rp 9,7 miliar tahun sebelumnya.

BNC tercatat jadi salah satu bank digital yang cukup gencar memberikan program promo bunga deposito.

Baca juga: Percepat Digitalisasi Layanan Perbankan Tanpa PHK Pegawai, Ini Strategi Bos BRI

Tak tanggung-tanggung, bunganya bahkan mencapai 8 % per tahun untuk pengguna baru. Sedangkan bunga simpanan yang dijamin LPS saat ini hanya 3,5 % .

Total beban BNC selain bunga mencapai Rp 611,5 miliar di tiga bulan pertama, melonjak 441 % YoY. Selain biaya promosi, biaya tenaga kerja bank ini juga naik signifikan.

Pendapatan bunga bersihnya dan FBI juga meningkat signifikan namun belum bisa menutup kenaikan beban yang harus ditanggung.

Net Interest Income (NII) BNC naik 214 % YoY jadi Rp 197,9 miliar dan FBI naik dari Rp 3,7 miliar ke Rp 86,3 miliar.

Sehingga perseroan merugi Rp 416,7 miliar di kuartal I, naik dari rugi 50,2 miliar pada triwulan yang sama tahun lalu.

Sementara beban promosi PT Bank Seabank Indonesia tidak terlalu besar. Di tiga bulan pertama tahun ini, perseroan hanya mengeluarkan Rp 6,7 miliar.

Biaya promosi sudah dikeluarkan tahun 2021 dan 2020 masing-masing Rp 272 miliar dan 242 miliar.

SeaBank tercatat tumbuh cukup pesat. Aset bank ini telah mencapai Rp 15,03 triliun pada kuartal I 2022. Perseroan mengumpukan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 12,10 triliun, naik 843 % YoY.

Penyaluran kreditnya juga sudah tembus 9,3 triliun hingga Maret 2022, melesat dari Rp 1,7 triliun pada periode yang sama 2021.

Perkembangan kredit tersebut mendorong pendapatan bunga Seabank melonjak dari Rp 45,3 miliar menjadi Rp 466,6 miliar.

Sehingga bank ini sudah mencatat laba tipis pada kuartal I tahun ini yakni 231 juta meskipun beban tenaga kerjanya naik signifikan 111 % YOY.

Pada triwulan I tahun lalu, bank ini masih rugi Rp 50,25 miliar.

Beban PT Bank Jago Tbk masih meningkat. Perseroan mengeluarkan biaya promosi Rp 28,87 miliar, naik dari Rp 5,7 miliar pada kuartal I 2021. Beban tenaga kerjanya mencapai Rp 65,7 miliar, naik 66 % YoY. Adapun sepanjang tahun 2021, biaya promosi bank ini mencapai Rp 101,5 miliar.

Namun, Bank Jago sudah membukukan untung selama tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp 18,9 miliar, dari sebelumnya rugi Rp 38,13 miliar.

Ini lantaran pendapatan bunga bersih meningkat signifikan dari Rp33,4 miliar jadi Rp 316,3 miliar.

Allo Bank yang baru meluncur bulan lalu baru mengeluarkan biaya promosi Rp 372 miliar.
Sementara pendapatan bunga bersih bank yang semula bernama Bank Harda ini naik dari Rp 22,9 miliar jadi Rp 80,3 miliar.

Beban yang ditanggung belum besar sehingga perseroan masih mencatat laba bersih Rp 75 miliar, naik dari Rp 8,8 miliar pada kuartal I tahun lalu.

Bank Aladin hanya mengeluarkan biaya promosi Rp 4,5 miliar, naik dari Rp 101 juta pada triwulan pertama tahun lalu.

Bank yang baru meluncurkan aplikasi digitalnya akhir 2021 ini memang belum melakukan promosi besar-besaran.

Beban terbesar bank ini masih dari sisi tenaga kerja sebesar Rp 29,5 miliar.

Sebagai bank yang baru beroperasi, pendapatan Bank Aladin masih minim yakni hanya Rp 4,9 miliar pada tiga bulan pertama ini. Sehingga perseroan mencatat rugi Rp 49,3 miliar di periode tersebut.

PT Bank Raya Indonesia Tbk juga belum melakukan promosi besar-besaran. Itu tercermin dari biaya promosi yang digelontorkan di tiga bulan pertama tahun ini yakni hanya 5,96 miliar.

Itu naik dari Rp 1,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan mengantongi laba bersih Rp 47,7 miliar selama periode itu.

Bank Raya telah meluncurkan aplikasi Raya Versi 2.0 pada pertengahan Februari 2022 lalu. Sejak peluncuran tersebut, jumlah pembukaan rekening digital di bank ini terus meningkat.

Ajeng Putra Hapsari, Sekretaris Perusahaan Bank Raya mengungkapkan, jumlah rekening Raya Digital Saving saat ini sudah lebih dari 200.000.

Hingga April ini, pembukaan rekening digital harian di Bank Raya mencapai 18.000-an per hari.

Sebagai bank digital, Bank Raya di tahap awal memang masih fokus memperbesar basis nasabahnya.

Untuk mendorong peningkatan nasabah, perseroan telah menawarkan promo bunga 7 % sejak Februari lalu hingga 30 Juni 2022.

"Itu berlaku untuk penempatan dana minimal Rp 1 juta dengan membuka fitur Saku Bujet," kata Ajeng. (Dina Mirayanti Hutauruk/Handoyo)

Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini