Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upbit Indonesia menilai perubahan iklim memiliki efek yang jauh lebih menghancurkan daripada pandemi.
VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi mengatakan perubahan iklim perlu diatasi dengan mendorong jejak nol emisi karbon.
"Kita tidak dapat mengatasi masalah ini tanpa melakukan perubahan. Sebagai langkah awal inisiatif ini, kami telah melakukan perubahan dalam proses bisnis kami untuk dapat terus mencapai emisi negatif bersih," ujar Resna dalam keterangan, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Rentan Perubahan Iklim, Indonesia Dinilai Perlu Transisi Energi
Upbit Indonesia mengukur emisi gas rumah kaca (GRK) dengan mengadopsi standar internasional, GHG Protocol.
Resna menambahkan perusahaan memiliki strategi untuk mencapai jejak karbon negatif bersih yang diwujudkan dalam CMP-nya.
Termasuk pertimbangan dalam arsitektur infrastruktur TI, operasi bisnis, dan pengaturan alih daya.
Pihaknya juga megoptimalisasi infrastruktur IT cloud-native yang mampu mengurangi jejak karbon dan biaya operasi.
"Termasuk memperhitungkan emisi karbon dari protokol POW mining. Ke depannya, kami secara aktif membangun teknologi dan bisnis agar dapat menemukan solusi baru untuk masalah klasik ini,” katanya.
Baca juga: Walhi Dorong DPR dan Pemerintah Garap UU Perubahan Iklim
Selain itu, Work from Home yang disebabkan oleh pandemi juga secara tak sengaja membantu bisnis operasi Upbit dengan mengurangi emisi terkait perjalanan ke kantor selama periode pandemi.
Adapun tiga cakuan yang dikendalikan adalah emisi langsung dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan, emisi tidak langsung dari pembangkitan energi yang dibeliz
"Untuk mengontrol cakupan tiga emisi GRK lebih baik lagi, Upbit Indonesia telah memasukkan evaluasi GRK sebagai pertimbangan outsourcingnya," urai Resna.